Bagi Penderita Diabetes, Waspadai Tanda-tanda Hipoglikemia dan Hiperglikemia Saat Puasa
Ketika penderita diabetes dapat mengenal kondisi Hipoglikemia dan Hiperglikemia, maka dapat mengantisipasi hal buruk terjadi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi penderita diabetes yang melaksanakan ibadah puasa, wajib mengetahui tanda-tanda hipoglikemia dan hiperglikemia.
Hal ini diungkapkan oleh dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia. Ketika penderita diabetes dapat mengenal dua kondisi ini, maka dapat mengantisipasi hal buruk terjadi.
Menurut dr Santi, jika seseorang memiliki kadar gula hingga bawah 70, maka tidak perlu melanjutkan puasa.
Baca juga: Tips Aman Bagi Penderita Asam Lambung Berpuasa di Bulan Ramadan
Itu pertanda sedang mengalami hipoglikemia. Langsung mengonsumsi makanan yang manis.
Ada beberapa gejala yang mudah untuk dikenali. Pertama, orang yang terserang hipoglikemia mulai alami pucat. Kedua, keringat dingin bercucuran.
Keempat, rasa sangat lapar muncul. Kelima pikiran tidak bisa konsentrasi dan merasa melayang. Keenam tubuh gemetar, bibir beserta lidah dan pipi rasa kayak kesemutan. Selain itu situasi emosi tidak stabil.
"Sedangkan gejala gula darah tinggi atau hyperglikemia adalah pipis lebih sering. Kalau parah, bau nafas penghapus cat kuku atau bau buah," ungkapnya pada siaran Radio Sonora FM, dikutip Tribunnews (13/4/2022).
Selanjutnya mata menjadi kabur dan mulai tidak konsentrasi. Lalu timbul rasa haus yang berlebih. Mudah alami kelelahan, sakit kepala dan sebagainya. Tanda lain saat dicek adalah kadar gula di atas 300.
"Jika sudah berada pada situasi ini, segera minum obat gulanya. Pada dasar jika gula terkendali dan menjalankan tipsnya, bisa berpuasa sebulan penuh, aman dan nyaman. Dengan catatan ada persiapannya," pungkas dr Santi.