Penulis Ungkap Konflik Menarik yang Diusung dalam Money Heist: Korea - Joint Economic Area
Penulis Ryu Yong-jae mengatakan, premis serial ini akan memberikan sentuhan khas Korea pada kisah aslinya.
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Serial Korea terbaru Netflix, Money Heist: Korea - Joint Economic Area segera tayang.
Money Heist: Korea - Joint Economic Area dijadwalkan tayang pada 24 Juni, mendatang.
Seperti diketahui, Money Heist: Korea - Joint Economic Area merupakan adaptasi dari tayangan fenomenal berjudul La Casa de Papel (Money Heist).
Dalam serial, kamu akan disuguhkan berbagai aksi laga yang seru dan menegangkan.
Baca juga: 9 Drama Korea Tayang Juni 2022: Yumi’s Cells 2 hingga Money Heist: Korea – Joint Economic Area
Baca juga: Foto-foto Money Heist: Korea - Joint Economic Area Part 1, Para Perampok Kenakan Topeng Hahoe
Menjelang penayangannya, Money Heist: Korea - Joint Economic Area mengeluarkan teaser perdana yang semakin memicu rasa penasaran penonton.
Dalam teaser diperlihatkan situasi proses reunifikasi Korea Utara dan Korea Selatan.
Kedua negara ini bakal mendirikan Percetakan Uang Unifikasi Korea untuk menghasilkan sebuah mata uang baru.
Keputusan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk serikat ekonomi yang stabil.
Sayangnya, hal ini justru menciptakan ketimpangan besar bagi banyak orang.
“Namun kenyataannya, yang kaya makin kaya,” kata salah satu karakter.
"Selamat datang di kapitalisme," ucap karakter lainnya.
"Saatnya kita yang tak kaya mengklaim keuntungan kita," lanjut karakter lain.
Bertekad menghadapi dunia yang tak adil, sekelompok pencuri bersatu di bawah arahan sang pemimpin yang dikenal dengan nama Profesor (Yoo Ji-tae).
Bersama-sama mereka menyusun rencana untuk menjalankan sebuah perampokan besar-besaran yang belum pernah terjadi: mencuri uang yang bahkan belum ada!