Tidak hanya mengalami sakit batuk, Issa sempat jet lag selama empat hari.

"Jetlag ada sih, tapi nggak lama," ucap Indra.

"Jetlag Issa cuman 4 hari, bahkan kita 2 minggu," sahut Nikita.

Indra mengaku Issa sempat mengalami jetlag, karena dipaksa untuk bangun dan tidur.

"Mungkin karena kita paksa bangun dan buat tidur di saat jetlag-nya dia," jelas Indra.

Akhirnya Nikita dan Indra mengambil langkah cepat supaya Issa bisa menyesuaikan waktu di Indonesia.

"Sempet bingung, tapi kaya pas dia bangun kaya middle of the night kita tetep bikin suasananya itu malem."

"Kita nggak menghidupkan lampu, tetep hening, jadi dia tahu kalau masih malem," ucap Nikita.

Meskipun badan Issa masih membutuhkan penyesuaian dengan udara Jakarta, anak Nikita tidak takut dengan untuk bertemu orang baru.

Issa berani bertemu dengan orang baru, sekaligus di lingkungan yang berbeda.

Nikita selalu membiasakan Issa untuk bertemu dengan banyak orang baru.

"Issa ketemu orang-orang baru itu seneng loh."

"Karena dari lahir pun kita menemukan dia dengan orang-orang baru."

"Dari usia seminggu, dua minggu gitu udah banyak ketemu orang," ungkap Nikita.

Menurut Nikita, Issa sudah mulai terbiasa apabila bertemu dengan orang baru.

"Kita bawa ke park, jadi bisa udah biasa dengan banyak orang baru gitu."

"Issa juga nggak kaget tiap kali ada yang datang ke apartemen atau ketemu orang baru," tambah Nikita.

(Tribunnews.com/Dicha Devega)