Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sejarah Pembuatan Film G30S PKI Karya Arifin C Noer, Habiskan Dana 800 Juta dan Diproduksi 2 Tahun

Simak sejarah pembuatan film G30S PKI karya Arifin C. Noer, yang diperkirakan menghabiskan dana 800 juta dengan masa produksi selama dua tahun.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Sejarah Pembuatan Film G30S PKI Karya Arifin C Noer, Habiskan Dana 800 Juta dan Diproduksi 2 Tahun
Kolase Tribunnews.com
Poster film G30S PKI (kiri) dan Sutradara Arifin C. Noer (kanan) - Simak sejarah pembuatan film G30S PKI karya Arifin C. Noer, yang diperkirakan menghabiskan dana 800 juta. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah sejarah pembuatan film G30S PKI karya Arifin C. Noer.

Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI atau dikenal dengan Film G30S diproduksi pada tahun 1984.

Film G30S menceritakan persitiwa kelam yang terjadi pada 30 September 1965.

Dikutip dari laman p2k.unkris.ac.id, film ini dibuat dengan menghabiskan dana sekitar 800 juta.

Biaya tersebut berasal dari pemerintah saat itu.

Film ini menjadi film pertama yang dirilis secara komersil yang mengadaptasi peristiwa 1965 itu.

Baca juga: Jadwal Tayang Film G30S PKI di TV Nasional Mulai Kamis, 29 September 2022, Ada MNCTV hingga NET TV

Waktu pembuatannya membutuhkan waktu selama hampir dua tahun.

Berita Rekomendasi

Yaitu dengan rincian empat bulan awal pra-produksi, dan satu setengah tahun pembuatan.

Sutradara Arifin C. Noer ditugaskan oleh Pusat Produksi Film Negara (PPFN) untuk membuat film tersebut.

Sosok Arifin C Noer sutradara film Pengkhianatan G30S/PKI.
Sosok Arifin C Noer sutradara film Pengkhianatan G30S/PKI. (Kolase Tribunkaltim.co)

Kepala PPFN saat itu Brigadir Jenderal Gufran Dwipayana juga bertindak sebagai produser film G30S ini.

Sinematografi film ditangani oleh Hasan Basri dan penata musik oleh Embie C. Noer.

Skenario film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI ini didasarkan pada buku tahun 1968 karya Nugroho Notosusanton dan Ismail Saleh.

Buku itu berjudul Tragedi Nasional Percobaan Kup G 30 S/PKI di Indonesia.

Buku tersebut ditujukan untuk melawan teori asing akan peristiwa G30S yang terjadi.

Dalam mengadaptasi buku tersebut, Noer membaca banyak literatur yang tersedia termasuk dokumen pengadilan dan mewawancarai sejumlah saksi mata.

Selama syuting, kru menekankan realisme dan mempergunakan rumah sebenarnya dari para jenderal yang diculik dalam peristiwa tersebut.

Pada 10 adegan pembunuhan di adaptasi pada rekaman arsip dan kliping koran kontemporer saat itu yang sehubungan dengan peristiwanya.

Baca juga: Terjawab Film G30s PKI Tayang di TV Mana, Cek Kapan Ditayangkan 2022, Jadwal, Link dan Jam Berapa

Dalam proses pemilihan pemeran dalam film, Noer berupaya mencari pemeran yang terlihat mirip dengan tokoh aslinya.

Beberapa bintang yang menjadi pemeran film G30S PKI ini di antaranya:

Bram Adrianto sebagai Untung Sjamsuri

Amoroso Katamsi sebagai Soeharto

Umar Kayam sebagai Soekarno,

Syubah Asa sebagai DN Aidit

Serta beberapa bintang lain seperti Ade Irawan, Sofia WD, Dani Marsuni, dan Charlie Sahetapy.

Pada awal perilisannya film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI semula akan diberi judul Sejarah Orde Baru.

Namun, kemudian dirilis dengan judul tersebut.

Baca juga: 30 Link Twibbon G30S, Lengkap Cara Buat dan Bagikan di Media Sosial untuk Kenang Peristiwanya

Sinopsis film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI

Film G30S/PKI ini bercerita tentang peristiwa rencana kudeta, dan penculikan para jenderal yang sekarang dikenal dengan sebutan pahlawan revolusi.

Peristiwa kudeta terjadi pada 30 September 1965.

Kudeta dipimpin oleh Kolonel Untung, sebagai Komandan Batalyon Cakrabirawa.

Pada peristiwa G30S/PKI, 7 jenderal terbunuh, salah satunya adalah Brigadir Jenderal Donald Isaac Pandjaitan.

Pada 30 September 1965, sekelompok tentara mengepung sebuah rumah di Jalan Hasanuddin 53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sekelompok tentara tersebut membawa senjata laras panjang.

Pemilik rumah itu merupakan seorang perwira TNI Angkatan Darat yang saat itu sedang berada di sebuah kamar di lantai 2 terlihat biasa saja.

Brigadir Jenderal Donald Isaac Pandjaitan yang masih mengenakan seragam militer lengkap tengah berkaca ke sebuah cermin di lemari besar.

Beberapa kali ia merapikan seragamnya agar tidak terlihat kusut.

Namun ia tidak tau, tentara sudah mulai masuk dan menguasai lantai satu rumah.

Tembakan pun dilepaskan.

Beberapa perabot rumah jadi sasaran tembakan.

Istri dan anak DI Pandjaitan yang juga berada di lantai 2 semakin ketakutan.

Seorang asisten rumah tangga melaporkan bahwa 2 keponakan DI Pandjaitan berada di lantai satu, yaitu Albert dan Viktor terkena tembakan.

Namun DI Pandjaitan tetap tenang.

Pandjaitan kemudian turun ke lantai 1 yang dikuasai oleh para tentara dengan langkah perlahan.

Pasukan tentara yang sudah mengepung rumah Pandjaitan disebut berasal dari satuan Cakrabirawa.

Satuan tersebut dikenal sebagai pasukan khusus pengawal Presiden Soekarno.

Ketika berada di hadapan para tentara, Pandjaitan diminta untuk segera naik ke truk yang akan mengantarkannya ke Istana.

Mereka mengatakan bahwa Jenderal berbintang satu itu dipanggil oleh Presiden Soekarno karena kondisi darurat.

Sebelumnya Pandjaitan menyempatkan diri untuk berdoa yang menyebabkan para tentara semakin marah.

Seorang tentara memukulkan popor senjata, namun ditepis oleh Pandjaitan tepat sebelum menghantam wajahnya.

Hal tersebut membuat tentara yang lain marah.

Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat itu ditembak.

DI Pandjaitan pun tewas seketika.

Jenazah Pandjaitan kemudian dimasukkan dalam truk dan dibawa pergi.

Darah dari pria kelahiran Balige, Sumatera Utara itu berceceran di teras rumah.

Peristiwa penembakan itu disaksikan oleh putri sulungnya, Catherine.

Setelah gerombolan tentara pergi, ia mendatangi tempat ayahnya ditembak.

Catherine memegang darah ayahnya dengan penuh haru dan mengusapkannya ke wajah.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas