Kemal Palevi: Kalau Memang Sepakbola Lebih Mahal dari Nyawa, Negara Ini Lebih Baik Tanpa Sepakbola
Kemal Palevi tak hanya menyalahkan aparat kepolisian dalam penanganan kerusuhan di Stadion Kanjuruham, tapi juga menyalahkan suporter.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia sepakbola Indonesia saat ini berduka.
Sebanyak 127 suporter Aremania meninggal dunia setelah laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur Sabtu (2/10/2022) malam.
Kemal Palevi, komika sekaligus aktor yang kerap berkomentar soal sepak bola Indonesia juga bersuara.
Ia menyangkan kebijakan TV yang menayangkan malam, padahal sebelumnya disarankan agar pertandingan digelar sore hari demi keamanan.
Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ratusan Tewas, Darius: Tak Ada Laga Sepakbola Sebanding Kehilangan Nyawa
"Jam tayang yang minta dipindah ke sore, tapi tetap tayang jam 8 malam, karena rating lebih baik malam," tulis Kemal Palevi di Instagram, Minggu (2/10/2022).
"Padahal keamanan lebih baik di sore penanganannya," lanjutnya.
Menurutnya, dalam hal ini ia juga menyalahkan aparat polisi yang menembakkan gas air mata ke suporter.
Jelas, hal tersebut kontra dalam peraturan FIFA.
Di sisi lain, Kemal juga menyalahkan suporter yang turun ke lapangan usai pertandingan.
"Salah aparat yang menembakan gas air mata ke suporter, padahal jelas-jelas melanggar kode keamanan FIFA. Salah suporter yang turun ke lapangan pasca kekalahan. Semua salah," jelasnya.
Baca juga: Laga Arema FC vs Persebaya, 127 Orang Meninggal Dunia, Jadi Insiden Kematian Kedua Terbesar di Dunia
"Kalau memang sepakbola lebih mahal ketimbang nyawa, negara ini lebih baik memilih hidup tanpa sepakbola. Alfatihah untuk semua korban jiwa," pungkasnya.
Manajemen Arema FC minta maaf
Ketua Panitia Pelaksana Arema FC, Abdul Haris menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban.