Band Metal Amerta Tunjukkan Eksistensi Lewat Single 'Chevron'
Chevron' punya intensitas perasaan yang dalam. Gelap dan moody, berat. Mengaduk-aduk tempramen.
Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Willem Jonata
“Ibarat mencemplungkan diri ke pusaran lumpur isap kehampaan, namun di sisi lain pun merasakan
kedamaian,” kata dramer Auliya Akbar.
'Chevron' sendiri diilhami dari nama apartemen di Melbourne, Australia, lokasi Raja H. Panggabean dulu menghantam riff gitar pertama bersama Auliya Akbar, guna melahirkan Amerta pada 2017, lima tahun silam. Dengan memanfaatkan udara gloomy di kala surya tenggelam yang melingkari kawasan sekitar. Buah ceri di atas kue “Chevron” adalah kegundahan, dingin dan nostalgik.
'Chevron' adalah cerita tentang pengalaman berada di persimpangan kontras dua dunia. Kegelisahan menghadapi realita hidup dan kebahagiaan yang kami impikan.
“Gue ingin membuat lagu metal yang berat tapi ada kontras dengan melodi dan harmoni. Seperti ada dua dunia yang bertubrukan. Sama seperti kehidupan kami masing-masing yang kadang tenggelam dalam realita kehidupan, tapi bermain musik akan selalu jadi bagian tak terpisahkan yang selalu ada dan membuat kami waras dan bahagia,” ujar Raja H Panggabean.
Lody Andrian memotret stimulan fantasi tentang 'Chevron': sebuah tatapan paranoid memandang apartemen kosong di kawasan urban di mana kita pernah menjadikannya tempat tinggal, tapi kini menerawang masuk di antara memori, dan kita tidak mau lagi kembali ke sana.
Guna mendukung fantasi sinematis tersebut, Amerta turut merilis sebuah video klip berwarna noir dengan sutradara Panggih Aryan Saputra dari KTK Imaji Production.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.