Gita Savitri Tak Mau Punya Anak, Mertua Sempat Memohon, Imbas Tekanan Sosial sebagai Orang Batak
Suami Gita Savitri berasal dari keluarga Batak. Anak, terutama laki-laki, bagi keluarga mereka adalah penerus marga.
Editor: Willem Jonata
Bahkan dirinya melihat dari masyarakat sekitarnya yang mengaku ternyata sulit mempunyai anak karena tanggung jawab yang besar dan banyak hal yang harus dipikirkan ketika telah mempunyai anak.
"Terus akhirnya aku ngomong ke Paul aku tanya dia, waktu itu aku masih tinggal di Berlin 'yang kamu ingin punya anak' dia jawab 'iya kenapa emangnya', kenapanya itu gak bisa buat aku beri jawaban juga," jelasnya.
"Tapi kalau orang tanya kenapa pengin punya, ya karena emang fungsinya kayak gitu," sambungnya.
"Tapi aku pribadi jawaban kayak itu buat aku 'kita bisa untuk punya keturunan yang nanti jadi tanggung jawab kita sampai kita meninggal', dengan segaja macam aspek-aspek yang harus kita rasain karena kalau punya anak itu kan, kita gak bisa bilang aduh banyak pusingnya, gak enak, gak mungkin kayak gitu," jelasya.
"Dan aku lihat juga di masyarakat kita, akhirnya orang takut blak-blakan soal punya anak itu sulit, banyak hal yang harus di pikirin karena nanti akan ada juga orang yang ngejustice, harus dipikirin baik-baik karena tidak mudah," bebernya.
Setelah mendiskusikan hal tersebut ke sang suami, Paul Partohap akhirnya keduanya sepakat memutuskan untuk Childfree alias bebas anak.
Menurutnya hidup berdua sudah enak dan cukup.
"Akhirnya dari diskusi itu sih yang menyebabkan kita bahwa ya udahlah buat kita berdua aja udah enak, udah cukup." pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Putuskan Childfree, Mertua Gita Savitri Masih Belum Bisa Menerima, Selalu Nanya Kapan Punya Anak