Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Pelaku Pengancaman Bebas, Personel Band Radja Merasa Tak Aman, Minta Perlindungan ke LPSK

Tersangka pengacaman personel band Radja di Johor, Malaysia, diketahui sudah dibebaskan setelah membayar uang jaminan.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Pelaku Pengancaman Bebas, Personel Band Radja Merasa Tak Aman, Minta Perlindungan ke LPSK
Warta Kota/Arie Puji Waluyo
Ian Kasela dan Moldy radja saat berbincang dengan Warta Kota (Tribunnews.com) , ketika ditemui di Mabes Polri, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Personel band Radja merasa keselamatannya terancam. Perasaan itu melingkupi mereka setelah orang yang menyekap dan mengancam mereka di Johor, Malaysia, telah dibebaskan.

Oleh karenanya, Ian Kasela dkk datang ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (14/3/2023).

"Kita merasa kurang aman, karena pelaku yang kita laporkan sudah dipanggil, mungkin saya artikan dipanggil dimintai keterangan beberapa waktu, kemudian dibebaskan," ujar Ian Kasela.

Baca juga: Penyelenggara Konser Minta Maaf Buntut Ancaman Pembunuhan Band Radja 

"Kalau menurut teman-teman di sana dia ditangkap tapi saya diinformasikan lagi selang beberapa waktu dia dibebaskan," tutup Ian Kasela.

Sabtu pekan lalu (11/3/2023), diberitakan bahwa Radja mendapat ancaman pembunuhan dari dua pria selain dilontarkan kata-kata makian.

Insiden tersebut dikatakan sebagai akibat dari kesalahpahaman yang melibatkan perwakilan penyelenggara dan grup.

Peristiwa itu terjadi setelah mereka selesai menggelar konser di Larkin Arena Indoor Stadium, Johor Bahru.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Kepala Kepolisian Johor, Datuk Kamaruzaman Mamat mengatakan pada Minggu bahwa polisi telah menangkap dua orang untuk membantu penyelidikan kasus tersebut.

Baca juga: Ada Kesalahpahaman di Balik Ancaman Pembunuhan Band Radja di Johor Malaysia, Ini Duduk Perkaranya

Meskipun cukup cepat bertindak, polisi mengatakan bahwa keduanya bisa hanya dikenai denda atas pelanggaran ringan menurut hukum yang berlaku di negara tersebut.

"Penyidikan dilakukan berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Pelanggaran Ringan 1955 dan Pasal 506 KUHP yang dapat diancam dengan pidana penjara maksimal tujuh tahun atau denda atau keduanya, jika terbukti bersalah," ucap Datuk Kamarul Zaman Mamat.

Atas bebasnya dua pelaku pengancaman pembunuhan itu, Radja mengaku kecewa.

Ian Kasela sambangi kantor LPSK.

"Kejadiannya di Malaysia tapi pagi dapat informasi ternyata dua pelaku itu sudah diperiksa. Tadi pagi ternyata dia dilepas," kata Ian saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).

"UU yang berlaku di sana jika mampu bayar, mereka dilepas sebagai jaminan," ujar sang vokalis.

Pelaku bebas setelah bayar jaminan

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru mendesak polisi untuk mengusut tuntas dan transparan ancaman pembunuhan yang diterima grup musik Indonesia, Radja.

Menurut Konjen Sigit S Widiyanto, pihaknya mendapat informasi bahwa kedua tersangka yang terlibat sudah dibebaskan setelah membayar uang jaminan.

Baca juga: Diancam di Johor Malaysia Usai Konser, Personel Radja Sambangi Mabes Polri, Minta Perlindungan

"Proses penyidikan masih berjalan dan Radja sendiri ingin proses penyidikan berjalan seperti biasa," ujarnya dikutip dari Astro Awani.

"Tentu kami sangat berharap pihak kepolisian Johor yang profesional mampu menangani kasus ini sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan," lanjutnya.

Menurutnya, insiden ancaman pembunuhan yang terjadi akhir pekan lalu ini telah membuat Radja merasa trauma dan takut.

"Mereka sangat terkejut dan trauma setelah mendapat perlakuan kasar dan hinaan (ancaman untuk membunuh). "Radja merasa sudah melakukan yang terbaik untuk konser itu tapi kemudian mendapat perlakuan seperti itu," sambungnya.

Ia menambahkan, KJRI Johor Bahru juga kecewa dengan kejadian yang menimpa grup tersebut, apalagi ini merupakan kunjungan pertama grup musik tersebut ke negara tersebut.

"Mungkin Radja pernah datang ke Malaysia sebelumnya, tapi di Johor ini adalah kunjungan pertamanya," ucapnya.

“KJRI Johor Bahru akan terus melakukan kontak dengan pihak kepolisian Johor untuk memantau perkembangan kasus secara cermat agar dapat diselesaikan secepatnya,” sambungnya.

Trauma

Ian Kasela mengaku personel band Radja diperlakukan layaknya binatang saat mendapat ancaman akan dibunuh.

Diketahui, personel band Radja konser di Malaysia pada Sabtu (11/3/2023).

Baca juga: Yakin Radja Tak Buat Masalah di Malaysia, Bahkan Puaskan Fans Saat Konser, Ian Kasela Heran Diancam

Namun, personel band Radja justru disekap di sebuah ruangan dan diancam akan dibunuh.

Dikutip dari YouTube KH INFOTAINMENT, Senin (13/3/2023), Ian Kasela, vokalis band Radja menegaskan bahwa mereka tak ingin mencari masalah di Malaysia.

"Ada statement mereka 'Kalian, lu orang Indonesia jangan macem-macem di sini'."

"Hei, Man, siapa yang mau macem-macem? Kita hibur kalian, tak ada yang macem-macem."

"Kita tidak memicu pertikaian antara dua negara, Indonesia dan Malaysia," terang Ian Kasela.

Kejadian buruk tersebut membuat personel band Radja merasa trauma.

"Gua udah males bahas itu, udah trauma," imbuhnya.

Ian Kasela saat berbincang dengan Warta Kota (Tribunnews.com) , ketika ditemui di Mabes Polri, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).
Ian Kasela saat berbincang dengan Warta Kota (Tribunnews.com) , ketika ditemui di Mabes Polri, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023). (Warta Kota/Arie Puji Waluyo)

Bahkan, saat itu personel band Radja diperlakukan seperti binatang.

Ian Kasela berharap kejadian ini menjadi pembelajaran untuk semua orang.

"Kami Warga Negara Indonesia yang diperlakukan tidak sopan, bagaikan binatang kami diperlakukan di sana."

"Mudah-mudahan ini bener-bener menjadi sebuah pembelajaran," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ian sangat menyayangkan kejadian tersebut dilakukan di hadapan anak-anak yang mereka ajak ke Malaysia.

"Yang lebih menyakitkan lagi, perlakuan ini dilakukan di depan anak-anak kami yang kami ajak untuk melihat bagaimana papinya, orang tuanya bekerja."

"Meng-entertain orang, menghibur orang, bagaimana cara memperlakukan manusia, bagaimana cara menghibur orang lain senang."

"Malah kami yang dibuat tidak senang," ucapnya.

Ian berharap pemerintah Indonesia memberikan dukungan bagi mereka yang telah menjadi korban.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas