Vokalis The Cure Robert Smith Muak dengan Biaya Ticketmaster yang Menggila Jelang Tur AS
Robert Smith mengecam Ticketmaster untuk biaya layanan mereka, menyatakan sikap tidak sukanya pada perusahaan tiket tersebut.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Musisi seperti Bruce Springsteen dan Taylor Swift dikenal menggunakan sistem penetapan harga dinamis Ticketmaster dalam penjualan tiket mereka.
Namun musisi senior dari band rock legendaris Inggris The Cure, Robert Smith mengatakan sistem yang dapat melonjakkan satu tiket konser menjadi seharga ribuan dolar Amerika Serikat (AS) sebagai 'penipuan rakus'.
Smith mengecam Ticketmaster untuk biaya layanan mereka, menyatakan sikap tidak sukanya pada perusahaan tiket itu karena menggunakan metode yang memuakkan untuk menaikkan harga.
Baca juga: Chord Gitar Just Like Heaven - The Cure: Show Me How You Do That Trick
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (17/3/2023), band British rock (britrock) ini secara sengaja memberi harga tiket untuk tur Amerika Utara mereka yang akan datang serendah 20 dolar AS dalam beberapa kasus.
Ini mereka lakukan setelah berjanji untuk membuat pertunjukan musiknya terjangkau bagi para penggemar setianya.
"Saya sama muaknya dengan kalian semua terkait bencana 'biaya' Ticketmaster saat ini. Perlu dijelaskan bahwa artis tidak memiliki cara untuk membatasinya. Saya telah bertanya bagaimana tindakan itu dapat dibenarkan?, Jika saya mendapatkan sesuatu yang koheren melalui jawabannya, saya akan memberitahu kalian semua," cuit Smith di akun Twitternya.
"Kami memiliki keputusan akhir dalam semua harga tiket kami untuk tur yang akan datang ini, dan kami tidak ingin harga tersebut langsung dan sangat terdistorsi oleh penjualan kembali. Kami diberi tahu 'di Amerika Utara bisnis penjualan kembali (tiket) adalah industri bernilai miliaran dolar," jelas Smith.
Smith pun menyebut tindakan ini sebagai bentuk 'penipuan rakus' dengan membebankan lonjakan biaya tiket kepada para penggemar.
"Kami tidak menyetujui hal 'harga dinamis atau lonjakan harga atau tiket platinum', ini adalah penipuan rakus dan semua artis memiliki pilihan untuk tidak berpartisipasi. Jika tidak ada artis yang berpartisipasi, itu akan lenyap," kata Smith.
Menurut Smith, sejak saat itu, Ticketmaster pun menawarkan untuk mengembalikan sebagian dari biaya tersebut.
Ia menyampaikan kabar baik itu kepada para penggemarnya pada Kamis kemarin.
Namun ini bukan pertama kalinya Ticketmaster menuai kemarahan.
Perusahaan yang menghasilkan pendapatan sebesar 12,3 miliar dolar AS pada tahun lalu, mengalami kekacauan angka prapenjualan pada November 2022 untuk tur Taylor Swift.
Fans yang diberi kode presale dan waktu pembelian yang telah ditentukan, ternyata masih didorong keluar dari antrean dan disuruh menunggu berjam-jam agar mereka bisa membeli tiket yang dijual seharga ratusan dolar di atas harga eceran.
Masalahnya pun tetap ada sejak merger Ticketmaster dengan perusahaan Live Nation pada 2010, yang membuat Ticketmaster memonopoli penjualan.
Artisnya pun turut menghadapi masalah, karena banyak tempat atau stadion memiliki kesepakatan eksklusivitas dengan Ticketmaster.
Bencana penjualan tiket Taylor Swift bahkan menarik perhatian Departemen Kehakiman AS yang dilaporkan membuka penyelidikan antimonopoli ke perusahaan tersebut pada November 2022.
Sejak saat itu, subkomite Kehakiman Senat telah mendesak Departemen Kehakiman AS untuk melanjutkan penyelidikan karena khawatir Ticketmaster memiliki kekuatan monopoli yang merusak.