Serunya 'Palmerah, Yuk!' Mulai City Story hingga Diskusi Menyuarakan Kegelisahan melalui Musik
Palmerah, Yuk! bertema “Buku dan Film: Berimajinasi untuk Merajut Rasa dan Makna” sukses diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta dan Yogyakarta.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Palmerah, Yuk! mengangkat tema “Buku dan Film: Berimajinasi untuk Merajut Rasa dan Makna” sukses diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta pada 17 Maret 2023 dan di Yogyakarta pada 18-19 Maret 2023.
Rangkaian acara Palmerah, Yuk! edisi Yogyakarta hari pertama dimulai dengan “City Story: Storytelling Course Experience Yogyakarta”.
Acara yang digelar luring itu mengambil rute Kali Code hingga Prawirotaman, dilanjutkan di Bentara Budaya Yogyakarta dengan Pasar Yakopan, penampilan band, sesi “Bincang Sore: Menghidupkan Perjuangan dengan Kata dan Nada”, dan diakhiri oleh penampilan Chols Verde.
“City Story: Storytelling Course Experience Yogyakarta” terselenggara berkat kolaborasi bersama Kognisi Course.
Para peserta diajak untuk melihat, mengamati, serta merasakan kisah-kisah di tiap sudut kota dipandu oleh Pegiat Seni dan Budaya Paksi Raras Alit.
Perjalanan ini memberikan pandangan bahwa ketika anak muda diberi ruang untuk berkreasi, mereka bisa menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri dan bahkan dapat membantu sesama melalui karyanya.
Baca juga: Bentara Budaya Bali Hadirkan Workhsop Pembuatan Kertas Daur Ulang Bersama Buana Alit Arts
Di akhir perjalanan, peserta dibekali pengetahuan oleh Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho yang sekaligus host tayangan YouTube Beginu dan course maker. Mereka diberi kesempatan untuk berkonsultasi langsung mengenai storytelling.
Setelah storytelling course, digelar Pasar Yakopan di Bentara Budaya Yogyakarta yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum.
Pasar Yakopan merupakan pasar tradisional yang diadaptasi dalam bentuk pasar versi Bentara Budaya, memberi ruang bagi para pedagang kecil. Para perajin yang rata-rata tinggal di pinggiran Yogyakarta dihadirkan dalam Pasar Yakopan.
Barang-barang yang diperjualbelikan antara lain: wayang, buku, batik, lurik, keris, dan berbagai karya rupa lainnya.
Pasar Yakopan juga memberi ruang untuk seni pertunjukan dengan memanggungkan band-band lokal, yaitu Berbunyi Band, Senandika Band, dan Mekar Wangi Band.
Palmerah, Yuk! hari pertama diakhiri dengan sesi “Bincang Sore: Menghidupkan Perjuangan dengan Kata dan Nada”.
Diskusi kali ini fokus pada pembahasan tentang menyuarakan kegelisahan melalui musik bersama Pegiat Seni dan Budaya Paksi Raras Alit dan Musisi Kukuh Prasetya Kudamai.
Kegelisahan tidak melulu mengenai romansa, namun juga mengenai isu-isu terkini berkaitan dengan sosial maupun lingkungan.