Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kepala BKKBN Ajak Keluarga di Indonesia Cegah Stunting Lewat Refocusing Keuangan Rumah Tangga

Berdasarkan data yang ada, pengeluaran rumah tangga nomor dua terbesar adalah rokok kemudian membeli pulsa. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kepala BKKBN Ajak Keluarga di Indonesia Cegah Stunting Lewat Refocusing Keuangan Rumah Tangga
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menjadi narasumber pada wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Kamis (19/1/2023). Sebagai Koordinator Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, BKKBN berharap Pemerintah dan seluruh masyarakat bekerja sama dan bekerja keras untuk memberikan edukasi terbaik kepada remaja agar terhindar dari perilaku berisiko tinggi, salah satunya free seks atau seks bebas. TRIBUNNEWS/JEPRIMA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) ajak keluarga di Indonesia cegah stunting melalui refocusing keuangan rumah tangga.

“Guna mendukung percepatan penurunan stunting dan juga pencegahan stunting, saya mengajak keluargakeluarga melakukan refocusing keuangan rumah tangga," ungkap Hasto pada keterangannya, Rabu (5/6/2023). 

Berdasarkan data yang ada, pengeluaran rumah tangga nomor dua terbesar adalah rokok kemudian membeli pulsa. 

"Uang ini tidak untuk membeli ikan atau telur untuk pemenuhan gizi anak dan keluarganya," kata Hasto lagi. 

Refocusing keuangan keluarga menurut Hasto Wardoyo harus dilakukan. 

Baca juga: Soroti Kasus Inses, Kepala BKKBN: Jauhi Zina Karena Kalau Sudah Dekat Tidak Bisa Setop

Pembelanjaan tidak perlu dilakukan pada kebutuhan yang tidak terlalu penting atau malah jadi pemborosan. 

Berita Rekomendasi

Lebih baik, kata Hasto menjadi modal usaha untuk kegiatan yang produktif seperti UPPKA atau UMKM. 

“Kalau dalam bahasa Jawa adalah _durung pecus keselak besus_ artinya belum berprestasi tapi mengejar prestise," kata Hasto menambahkan. 

Kesempatan keluarga menjadi sejahtera melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Hasto harus dimulai sekarang.

Karena pada 2035, Indonesia akan meninggalkan peluang bonus demografi.

Dan pada saat itu diperkirakan Indonesia akan didominasi penduduk usia tua.

Hasto menambahkan, saat ini telah terjadi perubahan terkait perkembangan teknologi. 

Pemasaran produk hasil usaha juga harus memanfaatkan teknologi. 

Kemudian juga terjadi perubahan demografi penduduk.

"Saat ini mayoritas penduduk kita adalah anak-anak muda hal ini juga menjadi pertimbangan apabila akan membangun usaha tentunya harus melihat potensi pasar ini," tutup Hasto. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas