Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Seleb

Tanggapan Psikolog soal Pernyataan Ria Ricis Trauma Miliki Anak, Minta sang YouTuber Hati-hati

Tanggapan psikolog soal pernyataan Ria Ricis yang mengaku trauma miliki anak, minta sang YouTuber untuk berhati-hati.

Penulis: Gabriella Gunatyas
Editor: Yurika NendriNovianingsih
zoom-in Tanggapan Psikolog soal Pernyataan Ria Ricis Trauma Miliki Anak, Minta sang YouTuber Hati-hati
Kolase Tribunnews
Rose Mini (kanan) Ricis dan Ryan (kiri) - Komentar psikolog soal pernyataan Ria Ricis yang mengaku trauma miliki anak, minta sang YouTuber untuk berhati-hati. 

TRIBUNNEWS.COM - Psikolog Rose Mini menanggapi soal pernyataan Ria Ricis yang trauma memiliki anak.

Seperti diketahui, nama Ria Ricis dan suaminya, Teuku Ryan kini sedang ramai menjadi perbincangan publik.

Hal itu berawal dari keputusan Ria Ricis yang menggugat cerai Teuku Ryan di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan pada 30 Januari 2924 lalu.

Menilik ke belakang sebelum rumah tangga Ria Ricis dan Teuku Ryan diguncang prahara, sang YouTuber pernah menuliskan sebuah caption dalam unggahannya yang mengatakan ia ingin memiliki banyak anak.

Namun ketika rumah tangganya dengan Teuku Ryan bermasalah, Ria Ricis pun mengganti keterangan unggahan itu dengan pernyataan trauma memiliki anak.

Pernyataan Ria Ricis tersebut lantas mendapatkan tanggapan dari psikolog Rose Mini.

Rose Mini pun mengingatkan adik aktris sekaligus pendakwah Oki Setiana Dewi tersebut untuk berhati-hati dengan ucapannya.

Berita Rekomendasi

"Tapi intinya gini, kalau orang trauma terhadap anak, hati-hati kasihan anak ini," kata Rose Mini dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Selasa 6 Februari 2024.

Lebih lanjut, Rose Mini memaparkan alasan hal tersebut.

"Kasihan anak ini satu titik bisa men-race kembali apa yang sudah ditulis oleh Ayah atau Bundanya itu akan dia ingat bahwa kehadiran dia membuat trauma," paparnya.

Dalam kesempatan itu Rose Mini juga menyoroti alasan mengapa seseorang mengalami trauma setelah memiliki anak.

"Pertanyaan saya benar trauma pa tidak? kalau trauma misalnya karena pada saat melahirkan mengalami kesulitan. Atau pada saat melahirkan merasa nggak bisa ngerawat anak, ada baby blues dan sebagainya, mungkin bisa namanya trauma pada anak," sambungnya.

Baca juga: Terseret dalam Perceraian Ria Ricis, Dokter Aditya Tegaskan hanya Bersahabat dengan Istri Teuku Ryan

Sang psikolog mengatakan, permasalahan dengan pasangan bukan hal yang bisa dijadikan alasan untuk mengatakan trauma memiliki anak.

"Punya masalah dengan pasangan belum tentu menunjukan trauma kepada anaknya," ungka Rose Mini.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas