Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Cerita di Balik Lagu Baru Caffeine 'Di Antara Dua Cinta'

Single "Di Antara Dua Cinta" merupakan karya kedua Caffeine bersama vokalis baru, Chikin Muhammad. 

Penulis: Willem Jonata
zoom-in Cerita di Balik Lagu Baru Caffeine 'Di Antara Dua Cinta'
Caffeine
Caffeine, grup band asal Bandung, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM - Caffeine, band asal Bandung, Jawa Barat, Caffeine, merilis single baru mereka berjudul "Di Antara Dua Cinta".

Single ini merupakan karya kedua Caffeine bersama vokalis baru, Chikin Muhammad

"Di Antara Dua Cinta" terinspirasi kisah nyata, tentang dilema mencintai dua orang sekaligus.

Cerita di balik lagu ini menggambarkan perasaan lelah karena harus menjalani hubungan dengan dua pasangan, hingga pada akhirnya memutuskan memilih salah satu.

"Pernah kejadian, tapi itu sudah lama. Prosesnya memang berjalan lancar, tapi rasanya tidak benar juga," ungkap Beni Anwar gitaris Caffeine, menceritakan pengalaman pribadinya.

Chikin ikut mengomentari lagu Di Antara Dua Cinta. Diakuinya tak mudah memiliki lebih dari satu pasangan.

"Kesulitannya adalah menjaga privasi handphone. Apalagi saat SMA, sering dicek handphone-nya. Harus hapus dulu chat-nya biar tidak ketahuan," ucapnya,

BERITA REKOMENDASI

Lagu baru ini memang sedikit berbeda dengan lagu Caffeine yang dahulu. Musiknya terdengar lebih fresh.

Jika dahulu, Caffeine identik dengan pop romantic, sekarang terasa lebih milenial.

 “Musik Caffeine itu jarang teriak-teriak dari dulu. Bedanya itu. Beda di emosionalnya menyesuaikan dengan karakter vokal Chikin,” ungkap Beni. 

Selama ini Caffeine dikenal dengan proses kreatif mereka yang unik, di mana masing-masing anggota memiliki studio sendiri untuk mengembangkan ide musik.

"Kami jarang jamming bersama di studio. Mungkin lebih leluasa imajinasinya masing-masing. Yang penting alur notasi dan chord-nya tetap sesuai," kata Beni.

Single terbaru ini masih berakar pada genre pop yang menjadi ciri khas Caffeine, namun dengan sentuhan rock yang lebih segar.

Gitarnya lebih drive. Dan yang menarik terletak pada modulasi dari reff kedua ke interlude, yang langsung naik satu tangga nada.

"Itu mengungkapkan kekecewaan tapi dengan klimaks yang gahar di ending," tambah Beni.

Dengan formasi baru dan warna musik yang lebih fresh, Caffeine berharap dapat diterima oleh semua pendengar musik.

"Kadang lagunya bagus, tapi belum tentu juga bisa diterima. Ya semoga aja kali ini bisa boom," harap Chikin.

Di kesempatan yang sama, penggebuk drum Suyudi Quyud mengungkap rencana merilis format album atau album mini sebagai wujud eksistensi Caffeine di industri musik Indonesia.

"Saya ingin eksistensi Caffeine tetap jalan. Tetap berkarya dengan jeda waktu jangan terlalu lama atau terlalu pendek," kata Yudi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas