Nonton Bareng Film Laura, Jakarta Raya Center Propaganda 'Jaring Asmara' Mas Pram dan Bang Doel
sosialisasi atau yang disebut Jaring Asmara ke peserta Nobar (nonton bareng) film nasional "Laura" di kalangan milenial dan Gen Z.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Janji Mas Pram-Bang Doel jika menang Pilkada 2024 nanti, akan menerapkan pola Jaring Asmara dalam memimpin warga Jakarta direspon dengan semangat jejaring relawan Jakarta Raya (Jaya) Center.
Bahkan, jejaring relawan langsung propaganda menyosialisasi Jaring Asmara ke peserta Nobar (nonton bareng) film nasional "Laura" di kalangan milenial dan Gen Z.
Nobar para milenial dan gen Z wilayah Jakarta Selatan pada Selasa (22/10/2024) sore ini, berlangsung meriah di Cinepolis Kalibata City, Jakarta Selatan.
Peserta yang tidak dipungut biaya itu mengenakan seragam kostum t'shirt Nobar Milenial film "Laura" besutan sutaradara beken Hanung Bramantyo, nampak mengundang perhatian pengunjung Kalibata City.
"Milenial dan Gen Z pendukung Mas Pram dan Bang Doel di Nobar film Laura, rata-rata sangat kritis dan rasional dalam menyikapi Pilkada DKI Jakarta. Mereka memilih Mas Pram dan Bang Doel karena dianggap akan mampu memimpin Jakarta, khususnya menampung Jaring Asmara kalangan milenial dan Gen Z," kata Ketua Umum Jaya Center, Budi Mulyawan alias Chepy, usai Nobar.
Jaring Asmara kepanjangan dari "menjaring aspirasi masyarakat Jakarta".
Gagasan ini merupakan cara baru Pramono Anung dan Bang Doel dalam menyerap aspirasi warga untuk membangun Jakarta. Caranya, bisa dilakukan melalui "surat cinta" gaya curat warga kepada pasangan pemimpin Jakarta.
"Milenial dan Gen Z dapat bebas menyampaikan curhatan Jaring Asmara untuk membangun dan solusi hambatan kemajuan milenial dan Gen Z di wilayah Jakarta. Hingga milenial dan Gen Z Jakarta berkualitas global," kata Chepy.
Menurut Chepy, hasil telisik Tim Jaya Center, alasan optismistis Mas Pram dan Bang Doel mampu memimpin Jakarta, karena khususnya Mas Pram selama berkarier di politik hingga dua kali menjabat di kabinet Presiden Jokowi, tergolong pejabat yang bersih dari korupsi.
Begitu pula Bang Doel yang pernah menjabat bupati Tangerang hingga jadi gubernur Banten, juga tidak terindikasi korupsi.
"Khususnya, milenial juga mengaku tidak pernah dengar soal Mas Pram dan Bang Doel ada catatan buruk lain selama berkarier di pemerintahan. Jadi, melenial yakin Mas Pram dan Bang Doel akan amanah jika dipercaya warga Jakarta untuk memimpin dan mengelola Jakarta," ungkap Chepy.
Bahkan, lanjut Chepy, milenial khawatir Jakarta yang memiliki APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) DKI Jakarta per tahun Rp 85,1 triliun jika sampai jatuh ke tangan figur yang tidak tepat. Praktis, yang paling merugi adalah kalangan milenial.
Sebab, milenial dan Gen Z adalah penyumbang suara terbesar dalam Pilkada, yakni 51 persen.
Baca juga: Sutradarai Film Laura, Ini Alasan Hanung Bramantyo Pakai Barang Milik Almarhumah sebagai Properti
"Milenial kritis, mereka mengerti APBD Jakarta itu terbesar di antara semua provinsi di Indonesia. Mereka sangat menghendaki Jakarta dipimpin Mas Pram dan Bang Doel. Sehingga, gagasan Jaring Asmara bisa dimanfaakan maksimal untuk menyampaikan aspirasi milenial gen Z bagaimana mendapatkan manfaat dari APBD yang sangat besar itu," kata Chepy. (*)