Nasib Industri KPop Usai Korea Selatan Tetapkan Status Darurat Militer, Seluruh Festival Dibatalkan
Sederet Festival dibatalkan satu demi satu usai Presiden Yoon Seok-yeol mengumumkan darurat militer pada tanggal 3 Desember 2024 sore.
Penulis: Anita K Wardhani
Pembatalan acara dan festival yang diselenggarakan pemerintah daerah diperkirakan tidak bisa dihindari.
Pengelola industri hiburan di Korea Selatan menaruh perhatian besar pada isu darurat militer di Korea Selatan.
Perusahaan swasta, penyelenggara konser, dan fanmeeting tak bisa mengambil contoh seperti saat darurat militer era 1980 lalu.
Dilaporkan bahwa perusahaan hiburan besar memantau dengan cermat situasi saat ini dan menjalankan tugas darurat.
Seorang CEO sebuah perusahaan hiburan menjelaskan menjelaskan, pihaknya sedang memeriksa situasi secara real time.
"Tidak ada contoh bagaimana industri hiburan menyikapi darurat militer seperti sekarang.Ini adalah situasi yang sangat darurat.
Alasan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Umumkan Darurat Militer
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, telah mengumumkan darurat militer dalam pidatonya yang disiarkan televisi larut malam tanpa pemberitahuan sebelumnya, mengklaim bahwa ia akan memberantas kekuatan anti-negara pro-Korea Utara yang tidak tahu malu.
Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1980 darurat militer diberlakukan di Korea Selatan.
Kantor berita Yonhap mengutip pihak militer yang mengatakan kegiatan parlemen dan partai politik akan dilarang, dan media serta penerbit akan berada di bawah kendali komando darurat militer.
Yoon tidak menyebutkan ancaman spesifik apa pun dari Korea Utara yang memiliki senjata nuklir, namun berfokus pada lawan-lawan politik dalam negerinya.
Status darurat militer ini diumumkan Korsel karena ketegangan dengan tetangganya, Korea Utara (Korut) terus meningkat. Korsel terakhir kali mengumumkan darurat militer pada 1987.
Selain itu pengumuman tersebut dipicu pula oleh belasan pesawat militer China dan Rusia terdeteksi memasuki zona pertahanan udara Korsel.
Militer Seoul langsung menyerahkan sejumlah jet tempurnya sebagai respons atas aktivitas militer asing tersebut.