Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktor Muzzaki Ramdhan tiba-tiba jadi remaja emosional sejak dirinya mengalami patah hati.

Ia mengubah penampilan jadi bergaya emo dan sering marah-marah sejak kisah asmaranya kandas.

Namun, itu bukan di kehidupan nyata Muzzaki melainkan karakter Anji yang diperankannya dalam film pendek 'Little Rebels Cinema Club'.

Dalam film karya Khozy Rizal itu, Muzzaki dapat peran jadi remaja tanggung yang sedang patah hati.

"Aku dapat peran yang sangat unik, jadi anak emo yang baru putus cinta dan sering marah-marah," kata Muzzaki Ramdhan usai gala premiere di CGV Grand Indonesia Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025).

"Ini di luar karakter aku, tapi menyenangkan banget memerankannya," ungkapnya.

Meski karakternya berbeda jauh dari dirinya, Muzzaki mengaku ada satu kesamaan yang ia temukan antara dirinya dan Anji. 

"Cuma sama-sama punya kamera sih. Setelah main di film pendek ini, aku jadi tertarik ngulik handycam," beber Muzzaki.

Film pendek ini menceritakan Doddy, bocah 14 tahun yang menggunakan handycam milik kakaknya, Anji, untuk mereplikasi adegan film zombie bersama teman-temannya. 

Latar cerita yang mengambil tahun 2008 memberikan nuansa nostalgia, terutama bagi generasi yang tumbuh dengan handycam dan budaya pop saat itu.

Muzzaki juga mengungkapkan bahwa ia menikmati proses pembuatan film pendek. Muzzaki tak memungkiri dirinya ketagihan untuk membintangi sebuah film pendek. 

"Aku suka banget prosesnya, dari reading sampai syutingnya yang cuman satu hari aja, tapi dalam banget," ucap Muzzaki.

"Ini syutingnya tahun lalu, dan aku pengen lagi main short movie," terangnya.

Film 'Little Rebels Cinema Club' salah satu dari tiga film pendek yang dihasilkan melalui program Secinta Itu Sama Sinema (SISS) dari MAXStream Studios. 

Dari 442 proposal yang masuk, tiga film terpilih untuk diproduksi dan ditayangkan di ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024.

Dua film lainnya adalah 'Film Wajib Tonton Sebelum Mati' karya Razny Mahardhika, tentang perjuangan Kino menghadapi kehilangan setelah rekaman YouTube terakhir bersama istri dan sahabatnya.

Dan film 'Final Draft' karya Hannan Chintya, yang menggambarkan dilema seorang editor film ketika diminta menghapus aktor penting atas permintaan investor.