Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Pecatur Indonesia Cetak Prestasi di Swiss

Para pecatur Indonesia kembali mencetak prestasi mengkilat pada nomor catur klasik Biel Chess Festival

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Pecatur Indonesia Cetak Prestasi di Swiss
PB Percasi
Nadya Anggraini juara Tiga kategori di bawah rating 2000 

TRIBUNNEWS.COM, BIENNE - Para pecatur Indonesia kembali mencetak prestasi mengkilat pada nomor catur klasik Biel Chess Festival yang berakhir Jumat (2/8/2013) atau Sabtu (3/8/2013) WIB di Biel, Swiss.

GM Utut Adianto yang kembali menguji coba kemampuannya berhasil bertengger diperingkat enam dengan 7,5 poin dari 13 babak. GM Susanto Megaranto di peringkat tujuh dengan poin yang sama tapi kalah tie-break Bucholz.

Juara nomor catur klasik ini direbut GM Pentala Harikrishna (rating 2680) dari India dengan 8,5 poin. Disusul GM Mateusz Bartel (2619) dari Polandia dan GM Dragan Solak (2598) dari Turki yang masing-masing merebut 8 poin. Ranking selengkapnya dapat dilihat di http://www.bielchessfestival.ch/en/master-tournament/standings/.

Pecatur putri Indonesia WIM Medina Warda Aulia (2286) keluar sebagai juara kedua di bagian putri dengan membukukan 6,5 poin.

Patut disayangkan bahwa nilai tersebut hanya kurang setengah poin untuk mencapai Norma WGM terakhirnya. Juara wanita direbut GM Zhao Xue (2553) dari Cina yang meraih 7 poin. Peringkat tiga wanita juga diduduki pecatur Cina lainnya WGM Huang Qian (2448) dengan 6 poin.

Untuk turnamen kategori di bawah rating 2000 (Kelompok Utama), pecatur putri Indonesia WFM Nadya Anggraini merebut juara tiga dengan 7 poin dari sembilan babak.

Juara Kelompok Utama ini direbut Edvard Sayadyan dari Armenia dengan 8,5 poin disusul pecatur Polandia Ireneusz Lada dari Polandia dengan 7,5 poin. Ranking selengkapnya dapat dilihat di http://www.bielchessfestival.ch/en/main-tournament/standings/.

Berita Rekomendasi

Para pecatur Indonesia langsung kembali ke Tanah Air Sabtu (3/8) dengan Emirate pukul 15.35 dan tiba di Jakarta Minggu (4/8/2013) sekitar pukul 15.00.

Biel

Biel atau Bienne adalah kota kecil Swiss yang terletak dekat perbatasan dengan Prancis dan Jerman serta Belgia. inilah kota di mana sebagian warganya berbahasa Prancis dan sebagian lagi berbahasa Jerman. Penduduknya cuma 51 ribu orang, dan luas kota Biel cuma 21 kilo meter persegi.

Tapi dari segi konsistensi menyelenggarakan festival turnamen catur, Biel sangat patut dipuji! Sejak diselenggarakan pada tahun 1968, Biel Chess Festival tidak pernah absen hingga sekarang, atau sudah yang ke-46 kalinya diselenggarakan secara berturut-turut setiap tahun!

Para juaranya termasuk mantan juara dunia Anatoly Karpov dan Viswanathan Anand. Nama pecatur Indonesia Utut Adianto juga terpatri di sana sebagai juara pada tahun 1994.

Lihat http://www.bielchessfestival.ch/en/previous-winners/. Sementara pecatur asli Swiss tidak pernah ada yang juara. Kalaupun ada, mereka adalah pecatur Rusia yang pindah ke Swiss seperti Viktor Gavrikov, Viktor Korchnoi dan Vadim Milov.

Ternyata bagi panitia penyelenggara itu bukan persoalan penting. "Penyelenggaraan turnamen catur Biel lebih bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia, menjaga tradisi, persahabatan, dan pergaulan antarbangsa," tutur Ketua Panitia Biel Chess Festival Peter Bohnenblust.

Swiss bahkan tidak pernah berhasil mencetak putra aslinya menjadi GM Super, tapi mereka tidak pernah berhenti menyelenggarakan turnamen catur. Turnamen-turnamen catur besar yang tercatat abadi pernah di selenggarakan di Swiss antara lain Turnamen Kandidat Zurich 1953 yang sampai sekarang pun masih dianggap yang terkuat.

Biel juga dua kali tercatat menyelenggarakan turnamen tingkat interzonal, yaitu tahun 1976 dan 1985. Sedang kota lain di Swiss yang terkenal dengan tradisi turnamen caturnya adalah Lugano.

Lugano juga pernah menjadi tuan rumah olimpiade catur, yaitu Olimpiade Catur ke-18 pada tahun 1968 Sementara kota di Swiss lainnya yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Catur ke-25 adalah Luzern pada tahun 1982.

Walau catur bukan olahraga utama warga Swiss, dan mereka juga tidak pernah mencetak GM Super, tapi mereka tidak akan pernah berhenti menyelenggarakan turnamen catur, karena lewat permainan otak ini mereka merasakan harkat seorang manusia sebagai mahluk berpikir akan terus berkembang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas