TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terlepas dari intensitas kesibukannya yang luar biasa, saat ini kinerja Menpora memperoleh apresiasi tinggi dari masyarakat.

Hal ini tercermin dari hasil lembaga survei Pol Tracking Institute, yang melakukan penelitian terhadap kinerja pemerintah.

Hasil survei Pol Tracking Institute itu merujuk kepada empat tahun masa pemerintahan PresidenSusilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.

Kendati dari hasil survei itu didapat nilai 51,5 persen responden tidak puas dengan kinerja pemerintah, namun diantara para 'pembantu' SBY-Boediono dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II keberadaan Roy Suryo mendapat perhatian tersendiri.

Meski baru setahun menjabat Menpora, nilai yang didapat Roy Suryo relatif tidak buruk dibandingkan menteri lainnya.

"Berdasarkan tingkat kepuasan publik, Roy relatif tinggi dibanding menteri lainnya, meskipun persentasenya kecil 21,63 persen," ungkap Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yudha.

Hanta mengatakan, tingkat ketidakpuasan terhadap Roy juga termasuk tinggi, sekitar 30 persen. Sementara, sebanyak 40 persen responden menjawab tidak tahu.

"Justru ini angka rendah, bahwa tingkat kepuasaan publik terhadap kepemimpinan SBY-Boediono hasilnya tidak puas," ujarnya.

Survei itu dilakukan pada 13-23 September 2013 secara serempak di 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel 2.010 responden. 'Margin of error' diperkirakan sekitar 2,19 persen.

Penarikan sampel survei menggunakan metode 'multi stage random sampling', dan pengambilan data melalui wawancara tatap muka dengan kuisioner.

Apresiasi publik terhadap kinerja Kemenpora di bawah komando Roy Suryo terasa lebih tinggi daripada sebelumnya. Hal itu disebabkan beberapa pencapaian, seperti kebangkitan cabang sepakbola, bulutangkis dan karate.

Pada sisi lain penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang pada bulan lalu dinilai sukses.

Konflik PSSI juga dapat diakhiri.

"Jadi, wajar kalau tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Menpora cukup baik," kata pengamat politik dari Point Indonesia, Karel Susetyo. (tb)