Li Na Berharap Keberuntungan di Final Australia Terbuka Tahun
Petenis Cina, Li Na mendapatkan peluang meraih gelar juara turnamen Australia Terbuka lagi
Penulis: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM – Petenis Cina, Li Na mendapatkan peluang meraih gelar juara turnamen Australia Terbuka lagi. Setelah selalu gagal dalam dua kali final, dia punya kesempatan ketiga. Kali ini, dia bertekad untuk tidak lagi terjatuh di Rod Laver Arena. Partai puncak akan digelar hari ini, Sabtu (25/1/2014).
Terjatuh di lapangan Melbourne Park menjadi momok yang menakutkan buat Li Na. Pasalnya, dia sudah merasakan pengalaman menyakitkan di final Australia Terbuka tahun lalu.
Ketika dia yang sebenarnya sudah mengantisipasi arah bola pukulan forehand Victoria Azarenka, engkel kaki kiri Li Na terkilir. Dia tak bisa berbalik arah dan hanya menyaksikan bola meluncur ke sisi kanan.
Beberapa saat setelah itu, dia yang sudah terjatuh dan tampak kesakitan untuk menginjakkan kakinya. Setelah itu, performanya menurun dan harus rela menyaksikan Azarenka juara.
Setelah menang atas petenis muda Kanada, Eugenie Bouchard, bintang tenis Asia itu punya kesempatan terbesar jadi juara di Australia Terbuka. Tahun 2013 lalu dan 2011 dia hanya jadi runner-up.
Setelah mendapatkan nasihat dari pelatih Carlos Rodriguez, Li Na berharap tetap bersikap waspada dan tidak terlena mendapat kesempatan final ketiga kali ini. Dia juga berharap kakinya tetap kuat berdiri dan bergerak lincah di arena.
"Setidaknya kali ini Saya akan berusaha untuk tidak terjatuh. Karena tahun lalu di final Saya pikir sudah bermain bagus, tapi Saya bisa mengatakan sedang tidak beruntung saat itu karena terjatuh dua kali," kata Li Na.
Li Na akan menghadapi petenis usia 24 dari Slovakia, Dominika Cibulkova. Cibulkova mengalahkan unggulan kelima dari Polandia, Agnieszka Radwanska dengan skor 6-1, 6-2.
Jika berhasil menang di final, Li Na akan mencetak sejarah sebagai salah satu petenis veteran terbaik di dunia. Di usia 31, dia masih bisa menambah gelar juara turnamen grand slam.
Mengenang perjuangannya di dua kali final Australia Terbuka, Li Na mengatakan di final pertama dia masih merasa sedikit gugup pada pengalaman pertama. Hasilnya, dia takluk dari petenis Belgia, Kim Clijsters pada 2011.
Dan tahun 2013 lalu, dia merasakan dua kali terjatuh di lapangan "hard court" melawan Victoria Azarenka yang membuat dia kehilangan kesempatan mencetak sejarah sebagai petenis Asia pertama yang menjadi juara di turnamen bertajuk "Grand Slam Asia-Pacific" itu. "Sekarang ini yang ketiga, sangat dekat dengan trofi juara," kata Li Na.
Ia juga berharap pada keberuntungan. Sesuai dengan kepercayaan bangsa Cina, keberuntungan dimiliki oleh mereka yang mampu bertahan. "Di Cina, kami memiliki kepercayaan bahwa jika kita mampu melewati masa-masa hidup yang sulit, maka itu berarti kita memiliki keberuntungan," katanya.