Pemain SD Bima Ingin Bisa Menjadi Pebulutangkis Nasional
Irene selama ini tidak pernah bergabung dengan klub bulutangkis dan hanya latihan di sekolah seminggu 4 kali.
Penulis: Murtopo
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Tim puteri Sekolah Dasar Bima, Kota Cirebon, berhasil meraih Piala bergilir Taufik Hidayat dalam seri pertama kompetisi bulutangkis antar SD dan SMP MILO School Competition 2014.
Di pertandingan partai final yang digelar di GOR Apita, Cirebon, Selasa (4/2/2014), berhasil mengalahkan tim dari SD Kesambi Dalem dengan skor 2-1.
SD Bima Kota Cirebon menurunkan dua atletnya, Irene S. Ahzahra (10) dan Puput Melati (11) yang memiliki teknik permainan berbeda namun mampu menyajikan pertandingan berimbang, bahkan mampu menumbangkan lawan-lawannya.
"Aku senang sekali bisa satu tim dengan Puput di Ganda Putri. Ini pengalaman yang tidak bisa dilupakan karena aku menang membawa nama sekolah," ujar Irene yang mengaku tidak menyangka bersama Puput bisa mendapatkan Piala Taufik Hidayat.
Irene selama ini tidak pernah bergabung dengan klub bulutangkis dan hanya latihan di sekolah seminggu 4 kali mengaku bulutangkis adalah hobinya sejak setahun lalu.
"Tapi dengan kemenangan ini orangtuaku ingin aku masuk klub bulutangkis agar lebih siap bertanding di tingkat nasional," ujar Irene yang bercita-cita ingin menjadi atlet bulutangkis.
Sementara Puput Melati yang lebih banyak berpengalaman karena telah mengikuti 10 kejuaraan bulutangkis ini mengatakan bahwa dirinya selain berlatih di sekolah juga berlatih di klub.
"Aku harus pintar membagi waktu antara latihan bulutangkis di sekolah dan disusul latihan di klub. Aku senang akhirnya bisa menang di MILO School Competition Cirebon dan memperoleh Piala Taufik Hidayat,” ujar Puput yang juara 1 Pekan Olahraga Remaja Antar Kota se Wilayah III Jawa Barat 2013.
Sementara itu menurut Agus Saleh, pembina tim SD Bima kota Cirebon, mengatakan bahwa Irene dan Puput memang dipasangkan untuk maju dalam kategori SD Beregu Putri. Dari sisi teknik permainan, Puput lebih unggul tapi dari kekuatan fisik dan postur tubuh Irene lebih bagus, inilah yang menjadi alasan sang pelatih untuk menyatukan mereka dalam satu tim.