Waspada, Pemain Jepang Bisa Berjaya di Indonesia Terbuka
Para pemain Jepang kini sudah menjadi ancaman buat para pemain bahkan sekaliber pemain putra nomor satu dunia, Lee Chong Wei sekalipun
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky menyebut para pemain Jepang kini sudah menjadi ancaman buat para pemain bahkan sekaliber pemain putra nomor satu dunia, Lee Chong Wei sekalipun.
Menurut Rexy, keberhasilan Jepang merebut Piala Thomas untuk pertama kalinya, bulan lalu, menyiratkan dua hal. Pertama, mereka memiliki potensi pemain yang dapat mengalahkan siapa pun. Kedua, keberhasilan ini akan mendongkrak motivasi para pemain muda negeri itu untuk meningkatkan kualitas permainan.
Rexy menunjuk pada para pemain tunggal dan ganda Jepang. "Mereka mungkin belum pernah menang dalam sebuah turnamen besar. Namun, mereka memiliki potensi untuk mengalahkan siapa pun yang menjadi lawan mereka," kata Rexy dalam konferensi pers jelang BCA Indonesia Open Super Series Premier (BIOSSP) pada Senin (2/6/2014).
BIOSSP yang merupakan kelanjutan dari Djarum Indonesia Open Super Series Premier (DISSP) akan berlangsung dari 17-22 Juni mendatang di Istora GBK Senayan.
Tim Indonesia sendiri berharap memperoleh hasil baik, setidaknya di nomor ganda campuran dan ganda putri.
"Target realistis memang dapat gelar juara dari ganda campuran dan ganda putra karena memang baru dua nomor ini yang menunjukkan hasil baik. Tetapi, kami tak mau cuma dari Hendra (Setiawan)/(Mohammad) Ahsan saja, Angga (Pratama)/Rian (Agung Saputro) seharusnya sudah selevel Hendra/Ahsan kalau bisa ciptakan all Indonesian final di ganda putra. Hendra/Ahsan sudah jelas levelnya, sekarang masyarakat mau lihat bahwa kita punya persiapan untuk regenerasi ke depan," ujar Rexy.
Di ganda campuran, pasangan Juara Dunia 2013 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi harapan untuk mendulang gelar. Namun, menurut Rexy, Indonesia tak dapat seterusnya bergantung pada Tontowi/Liliyana.
Pasangan-pasangan penghuni pelatnas prestasi sudah seharusnya mendampingi Tontowi/Liliyana ke partai puncak, seperti yang terjadi di Singapore Open Super Series 2014. Kala itu Tontowi/Liliyana berhadapan dengan rekan senegara sendiri, Riky Widianto/Richi Puspita Dili.
"Riky/Richi bisa mencapai babak final di Singapura Terbuka. Jadi, semoga di BIOSSP mereka juga mampu ke babak final untuk bertemu Tontowi/Liliyana," tutur Rexy yang dijumpai di konferensi pers BIOSSP 2014 di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (2/6/2014).
Di nomor ganda putri, pasangan ganda putri terbaik Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, dianggap sudah menunjukkan kemajuan sejak pertama kali dipasangkan. Rexy mengaku optimistis bahwa pasangan ranking tujuh dunia ini mampu menembus babak final.
Jika di sektor ganda diyakini mampu menembus partai puncak dan merebut gelar juara, berbeda halnya dengan sektor tunggal. Tommy Sugiarto yang merupakan tunggal putra Indonesia dengan ranking tertinggi, yaitu peringkat lima dunia, baru saja pulih dari cedera telapak kaki.
Sementara itu, Dionysius Hayom Rumbaka ternyata sedang dalam kondisi kurang fit. Rexy mengungkapkan, Hayom gagal memenuhi standar tes fisik yang baru-baru ini dilakukan di Pelatnas Cipayung.
"Kondisi fisik Hayom tidak memenuhi standar, jadi terpaksa batal ke Jepang Terbuka. Engkelnya juga mengalami masalah. Saya jadi pesimistis dengan penampilannya di BIOSSP 2014. Saya harap rasa pesimistis ini bisa menjadi penyemangat buatnya. Sebaliknya, hasil tes fisik Tommy cukup bagus. Target Tommy minimal menyamai tahun lalu, yaitu semifinal," papar Rexy, peraih medali emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996, bersama Ricky Soebagdja.
"Tahun lalu Bellaetrix (Manuputty) bisa ke perempat final. Semoga ia termotivasi dan belajar dari semangat juangnya di Piala Uber lalu, bahwa dia sebenarnya mampu tampil lebih dari apa yang dia pikirkan sebelumnya," tambahnya.
Sementara itu, pemain-pemain muda yang mendapat kesempatan untuk bertanding di BIOSSP 2014 diharapkan mampu tampil sebaik mungkin meskipun lawan-lawan yang dihadapi tidaklah mudah.
Para pemain tunggal putra pelatnas berpotensi, seperti Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Firman Abdul Kholik, masih berada di dalam daftar tunggu karena peringkat dunia mereka belum mencukupi untuk berlaga di level premier.
"Pemain potensi akan ditargetkan untuk memperbaiki peringkat, kalau bisa membuat kejutan dengan mengalahkan pemain-pemain yang lebih diunggulkan karena kelas mereka level tertingginya baru di turnamen grand prix gold, belum di kelas super series premier," ungkap Rexy.