Tenis Meja Jatim Protes Kesulitan Pakai GOR
Untuk itu, PTMSI membutuhkan sarana yang layak bagi atlet-atletnya, misalnya venue Puslatda.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Jatim sibuk mempersiapkan diri menyongsong PON Remaja I/2014 dan PON XIX/2016. Untuk itu, PTMSI membutuhkan sarana yang layak bagi atlet-atletnya, misalnya venue Puslatda.
Terkait hal ini, PTMSI terus berupaya agar bisa menggunakan GOR Tenis Meja yang ada di Jl Kertajaya Indah Timur, Surabaya. Pasalnya, di GOR itu dilengkapi dengan mes dan fasilitas latihan yang sangat memadahi.
Selama ini para atlet berlatih di Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surabaya. Sebenarnya fasilitas latihan di sana cukup representatif, namun suasana tidak kondusif lantaran juga dipakai latihan oleh penggiat tenis meja non-atlet.
Pengurus PTMSI mengancam, jika tidak bisa memanfaatkan GOR Tenis Meja milik Pemprov Jatim itu, maka mereka tidak berani menargetkan emas di PON Remaja maupun PON 2016.
"PON itu kepentingan Jatim dan harusnya Pemprov memberikan hak ke PTMSI untuk menggunakan GOR Tenis Meja untuk berlatih. Selama ini kami menemui kendala untuk berlatih di sana," kata Marzuki Rofi'i, Ketua Umum PTMSI Jatim, Kamis (18/9/2014).
Saat ini GOR Tenis Meja ditempati Klub Tenis Meja Harapan Cerah Insan yang Sejati (HCIYS). Pihak PTMSI sendiri juga sudah mendapat surat dari KONI Jatim untuk berlatih di sana, namun selalu berbenturan dengan HCIYS.
"Ini kan aneh, masa aset pemerintah digunakan klub, seharusnya kami gunakan karena kami persiapan PON. Kami bahkan siap menyewa gedung itu untuk berlatih anak-anak," tegas Marzuki.
Sebagai upaya agar bisa menempati GOR Tenis Meja, PTMSI Jatim berusaha menemui Gubernur Jatim, Soekarwo, untuk menuangkan unek-uneknya, Kamis (18/9/2014). Namun pada saat bersamaan, Pakde Karwo harus menyambut kedatangan anggota Komisi IX DPR RI. PTMSI Jatim pun gagal bertemu orang nomer satu di Jatim ini.
"Sulit merealisasikan target dua emas di PON 2016 dan PON Remaja 2014 dari KONI Jatim jika kami tidak diberikan tempat berlatih yang layak," keluh Marzuki.(eko darmoko/surya)