Dua Tokoh Bersaing ke Kursi Nomor Satu KONI DKI Jakarta
Dua tokoh beda generasi yakni H.Raja Sapta Ervian dan Jamhuron, akan bersaing memperebutkan posisi ketua umum KONI DKI Jaya
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Dua tokoh beda generasi, yakni H.Raja Sapta Ervian, dan Jamhuron, akan bersaing memperebutkan posisi ketua umum KONI DKI Jaya masa bakkti 2015-2017.
Itu adalah sisa masa jabatan dari Winny Erwindia, yang sudah mengundurkan diri terkait dengan kasus hukum yang dihadapinya.
"Sampai saat ini baru Eyi dan pak Jamhuron yang memperoleh dukungan kuat," ungkap Erizal Azhar, salah satu fungsionaris KONI DKI Jaya.
Ei atau Eyi adalah sapaan akrab dari H.Raja Sapta Ervian, putra dari H.Oesman Sapta Odang, pengusaha yang juga Wakil Ketua MPR.
Eyi, yang sudah dipercaya sebagai Ketua Pengprov Forki DKI Jaya, saat ini juga menjadi salah satu anggota Dewan Pembina KONI DKI Jaya.
Sementara itu, Jamhuron juga bukan orang baru di kepengurusan KONI DKI Jaya. Pensiunan Laksamana Muda ini sudah cukup lama memimpin cabor ski air di Jakarta, dan turut masuk dalam kepengurusan KONI DKI Jakarta 2013-2017 yang diketuai Winny Erwindia, mantan Dirut Bank DKI yang dililit kasus korupsi.
Eyi dan Jamhuron akan bersaing menggantikan posisi yang ditinggal oleh Winny Erwindia pada Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) KONI DKI Jaya yang dilangsungkan Sabtu, 28 Maret, di Hotel Cempaka, Jakarta Pusat.
Dari keterangan yang dihimpun wartawan, sejauh ini baru Eyi dan Jamhuron yang menjadi kandidat ketum KONI DKI Jaya 2015-2017.
Eyi disebut-sebut memperoleh dukungan lebih dari 30 suara, baik dari kelompok cabor anggota KONI DKI Jaya, dan beberapa badan fungsional. Sebagian besar dari pengurus harian KONI DKI Jaya juga berada di kubu Eyi, termasuk Icuk Sugiarto.
Sementara itu, dukungan untuk Jamhuron juga tidak sedikit. Jamhuron juga mendapat limpahan dukungan dari kelompok 'voters' yang semula mengunggulkan Joediarto, tokoh otomotif yang belakangan menarik pencalonannya.
Beberapa figur lain yang semula disebut-siap siap mengajukan diri, seperti Yudi Soejoto dan Eddy Widodo, belakangan juga menarik diri.
Di sisa waktu menuju Mosorprovlub, sulit memastikan adanya calon ketua umum lainnya. Apalagi, ada ketentuan setiap kandidat harus melampirkan surat dukungan minimal dari 20 suara, sementara jumlah seluruh pemilik suara adalah 58. tb