Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Non-Pelatnas Ungguli Rider Pelatnas SEA Games Singapura

Jabar Open sebagai seri pertama dari Kejurnas/pra-PON XIX telah berlangsung dengan sukses

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Non-Pelatnas Ungguli Rider Pelatnas SEA Games Singapura
ist
Jose Rizal Partokusumo 

TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Jabar Open sebagai seri pertama dari Kejurnas/pra-PON XIX, telah berlangsung dengan sukses, selamat tanpa adanya accident.Seluruh nomor perlombaan tersaji dengan ketat, sangat kompetitif.

Demikian disampailkan Jose Rizal Partokusumo, pemilik JN Stud Stable, Sentul. Jose Rizal juga ketua Eqina (Equestrian Indonesia), yang  menginisiasi dan mengorganisir banyak event berkuda ketangkasan.

Merujuk pada Jabar Open yang dilangsungkan Jumat-Minggu (20-22/3) di Denkavkud TNI-AD, Parongpong, Jabar, Jose Rizal menyatakan bahwa baik kelas-kelas khusus untuk pemanasan PON XIX-2016, juga kelas-kelas  terbuka semuanya berlangsung dengan atmosfir persaingan yang ketat.

"Event ini menjadi event pembuka dari kalender kegiatan 2015,  diselengarakan oleh KONI Jabar & PB PON XIX Jabar dengan dukungan PP Pordasi, Eqina, seluruh komunitas equestrian, dan Detasemen Kavaleri Berkuda, Parongpong," urai Jose Rizal Partokusumo.

Persaingan pada kelas-kelas yang akan dipertandingkan di  PON XIX-2016, diikuti oleh beberapa provinsi seperti Jabar, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Riau dan Papua. Masih ada beberapa  provinsi lagi seperti Sulut, Sumsel, Sumbar, Kaltim, dan Banten,  yang belum sempat hadir.                                 

"Tingkat persaingannya merata, bahkan Provinsi Papua mengejutkan pada disiplin Eventing Individual, mengalahkan atlet-atlet berpengalaman darir DKI, Jabar maupun Jateng & Jatim," terang Jose.

Di antara persaingan antar provinsi, tercermin juga kompetisi antar-atlet  pelatnas dengan non-pelatnas, yang hampir seluruhnya diborong oleh atlet-atlet non-pelatnas. Hal ini sudah beberapa kali terjadi pada beberapa event belakangan ini.

BERITA TERKAIT

"Ini mungkin karena atlet-atlet non pelatnas lebih termotivasi untuk fight,  menunjukan kemampuannya," terangnya.     

Menurut Jose, itu suatu hal positiv dalam berkompetisi. Hal ini baik untuk  Indonesia, karena semakin  banyak atet yang menunjukkan potensi besarnya.

Walau demikian,  bila hal itu tidak menjadi perhatian bagi otoritas olahraga di tanah air, itu akan menjadi mubazir saja.
Jose menyatakan, rutinitas kompetisi merupakan seleksi alami dalam mengukur dan  menjaring kemampuan dan potensi atlet. Kompetisi harus dilakukan berjenjang sejak tingkat daerah, hingga nasional.

"Selanjutnya tinggal bagaimana para pemangku kepentingan olahraga nasional dapat mensinergikannya sebagai kekuatan olahraga nasional," papar Jose. tb

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas