APM Equestrian Centre Gelar APM Classic 24-26 April
Adria Pratama Mulya (APM) Equestrian Centre memastikan tetap menggelar APM Classic
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Adria Pratama Mulya (APM) Equestrian Centre memastikan tetap menggelar 'APM Classic', pada Jumat-Minggu, 24-25 April mendatang.
Ini adalah salah satu kejuaraan berkuda ketangkasan tahunan yang diselenggarakan oleh salah satu klub terbesar di tanah air tersebut.
"Semula memang ada rencana APM Classic ini kami cancel dulu. Kami fokus untuk menggelar turnamen Cinta Indonesia Open (CIO) secara besar-besaran medio Oktober nanti," ungkap Nadia Marciano, Direktur Utama dari APM Equestrian Centre, Cikupa, Tigaraksa, Tangerang, Banten.
Nadia, yang lebih senang disebut rider saja, akhirnya memutuskan untuk mementaskan 'APM Classic' 2015 ini setelah teman-temannya banyak yang mempertanyakan kelangsungan 'event' itu saat bertemu di ajang 'Jabar Open', Jumat-Minggu pekan lalu di Denkavkud TNI-AD, Parongpong, Lembang.
"Ya, mereka pengennya tetap event itu digelar, sekaligus sebagai arena temu kangen kita-kita. Siapa lagi yang bisa bikin event besar selain kita-kita yang di komunitas equestrian ini," ujar Nadia, 31 tahun, ibu dari Mochammad Matthew Marciano-Gaffar dan Jenna Kalila Marciano-Gaffar itu.
Setelah berdiskusi dengan mamahnya, Triwaty Marciano, 'APM Classic' diputuskan tetap dilaksanakan meski tidak sebesar 'CIO' atau 'Jabar Open'. Walau begitu, kata Nadia, 'APM Classic' tetap diupayakan menarik dan ketat persaingannya.
Untuk itu, 'course designer'-nya juga didatangkan dari luar negeri. Jika bukan Olaf Petersen (Jerman), arsitek untuk venues atau 'main-track'-nya adalah Hamood Sultan Al Touqi dari Oman, yang pernah merlatih Nadia di show-jumping. Dia sukses mengantar Nadia merebut medali perak pada kejuaraan di Muscat, Oman, tahun 2011,
"Dia sukses sebagai course-designer juga. Saya akan coba kontak dia, apa mungkin bisa," jelas Nadia.
APM Classic kemungkinan hanya menggelar persaingan di kelas-kelas utama dressage dan kelas-kelas atas show-jumping.
Di jumping, misalnya, dari kelas 100 cm hingga 135-145 cm. Namun, Nadia juga memikirkan anak-anak didiknya di SMA APM Boarding School. Jika hanya mementaskan kelas-kelas atas, anak didiknya tidak bisa turut berkompetisi. Padahal, mereka juga membutuhkan sarana berkompetisi, tak hanya di CIO nanti, "Kasihan mereka kalau tak bisa ikut tampil.
Di Jabar Open banyak sekali riders pemula dan yunior yang ikut. Itu bagus sekali. Kita memang perlu menumbuhkan kaderisasi. Harus ada regenerasi. Jadi pengennya di APM Classic nanti ada juga keterlibatan riders pemula dan yuniornya. Ini yang masih kita pikirkan," jelas Nadia, yang menyelesaikan studi Ilmu Administrasi Berkuda di William Woods University di Fulton, Missouri, Amerika Serikat, dengan memperoleh Bachelor of Science pada 2005.
Pulang ke Indonesia, ia mendirikan APM Boarding School, sekolah berkuda terlengkap dan komprehensif pertama dan satu-satunya di tanah air. tb