Valentino Rossi Juara di GP Argentina soalnya Ban Belakang Motornya Cocok
untuk kali pertama Bridgestone membawa ban belakang khusus
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BUENOS AIRES - Akhir pekan kemarin, pada GP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, untuk kali pertama Bridgestone membawa ban belakang khusus, extra hard, bagi para pebalap tim factory Honda dan Yamaha.
Namun, para pebalap sepenuhnya diberi kebebasan untuk memilih ban hard atau extra hard.
"Berdasarkan analisis pada balapan akhir pekan, kami merekomendasikan pebalap factory Honda dan Yamaha untuk memakai ban extra hard saat balapan, tetapi tiap pebalap harus membuat keputusan sendiri berdasarkan strategi dan setting motor," kata Masao Azuma, Chief Engineer Bridgstone, seperti dilansir Crash.net.
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez dan Hiroshi Aoyama, serta rider LCR Honda, Cal Crutclow, memilih memakai bak hard.
Salah satu alasan Marquez memilih ban hard karena saat memakai ban yang sama (extra hard), Valentino Rossi lebih cepat.
Dengan ban hard, Marquez ditarget bisa melaju cepat pada awal lomba dan mempertahankan keunggulan hingga balapan berakhir.
Strategi yang disusun Honda dan Marquez berjalan baik. Marquez melaju cepat hingga sempat unggul empat detik lebih dari Rossi yang berada di urutan kedua.
Namun, pilihan ban extra-hard Rossi memunculkan kisah berbeda saat balapan akan berakhir. Dengan ban dalam kondisi lebih baik, dia perlahan mendekati Marquez lalu melewatinya saat balapan tersisa dua putaran.
Persaingan menuju podium teratas akan berjalan menarik antara kedua pebalap, andai kata Marquez tidak terjatuh setelah terjadi kontak antara motor kedua pebalap. Marquez terhenti dan Rossi juara.
"Membuat keputusan akhir dalam memilih ban memang sulit untuk pebalap karena kondisi cuaca (Minggu) lebih dingin dibanding Sabtu ketika mereka melakukan simulasi. Rossi cepat, dan memiliki kecepatan konsisten dengan ban extra-hard. Namun, Marquez juga membalap dengan kuat, dan mampu bersaing untuk memenangi balapan dengan ban hard," lanjut Azuma.
"Crutchlow juga bisa finis ketiga, dan mencatat waktu putaran tercepatnya pada lap terakhir dengan ban hard. Jadi, pilihannya juga tepat. Pengaturan ban pada balapan tersebut adalah kunci. Apapun jenis ban belakang yang dipilih pebalap Honda dan Yamaha, bisa dipakai untuk memenangi balapan," jelas Azuma.
Jika insiden tersebut tidak terjadi, Marquez memang berpeluang menjadi juara GP Argentina.
Namun, mempertimbangkan kondisi ban Rossi yang lebih baik, terbukti dia memiliki waktu putaran lebih baik dan mampu merebut posisi pertama, bisa jadi peluang pebalap Italia tersebut lebih besar.
Finis kedua pada balapan yang merupakan seri ketiga MotoGP 2015 tersebut adalah pebalap Ducati, Andrea Dovizioso.
Para pebalap Ducati dan Suzuki tidak mendapatkan fasilitas ban belakang extra-hard meskipun masuk kelompok tim factory karena mereka sudah mendapatkan fasilitas yang dimiliki kelas open.