Jelang Munas Pordasi: Jateng Calonkan Eddy Saddak
Pengprov Pordasi Jawa Tengah mencalonkan H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA, untuk kembali memimpin PP Pordasi pada periode 2015-2019
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. SOLO - Pengprov Pordasi Jawa Tengah mencalonkan H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA, untuk kembali memimpin PP Pordasi pada periode 2015-2019.
"Jateng hanya punya calon tunggal, yakni pak Eddy Saddak," ungkap Ir. H.Munawir, ketua Pengrov Pordasi Jateng, Selasa (28/10) di Solo.
Menurut Munawir, saat ini nyaris tidak ada figur yang memiliki kriteria ideal untuk memimpin PP Pordasi selain Eddy Saddak, sapaan dari Mohammad Chaidir Saddak.
"Coba anda inventarisasi dari sekian banyak tokoh berkuda nasional, siapa yang punya kecintaan luar biasa pada organisasi, yang selalu siap memberikan pengorbanan waktu, tenaga dan sekaligus dana. Saya kira tidak ada yang bisa memenuhi kriteria-kriteria itu. Pak Eddy Saddak hampir tak pernah absen menghadiri setiap acara organisasi atau event-event berkuda, baik pacuan, equestrian dan polo. Aspek peternakan kuda pun sangat diperhatikan," jelas H.Munawir, yang juga ketua komisi pacuan PP Pordasi 2011-2015.
Munas Pordasi XII/2015 ini diselenggarakan Rabu (28/10) di The Alana Hotel & Convention Centre, Solo, Jateng.
Pemilihan ketua umum dilaksanakan Rabu sore, setelah laporan pertanggung-jawaban PP Pordasi 2011-2015, pandangan umum dari peserta, dan tanggapan atas pandangan umum.
Dari total 25 anggota Pordasi, hanya 13 Pengprov yang disahkan sebagai peserta Munas, sementara 12 lainnya tidak aktif atau belum melakukan pergantian kepengurusan meski sudah lama berakhir masa baktinya. Ke-13 pengprov peserta Munas adalah DKI Jaya, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Sumut, Riau, Sumbar, Kalbar, Kalsel, Sulut, Sulbar dan Papua.
Setiap pengprov diwakili dua sampai tiga wakilnya. Hadir juga sejumlah peninjau dari beberapa daerah.
Menurut keterangan ketua panpel Munas, Wijaya Mithuna Noeradi, hingga Selasa malam belum ada figur yang mencalonkan diri untuk menjadi ketum PP Pordasi 2015-2019 ini.
"Bisa jadi tak ada yang benar-benar siap untuk head to head dengan inkumben," kata Wijaya Mithuna Noeradi.
Inkumben yang dimaksudkannya adalah H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA. tb