Purus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Targetkan Satu Atlet Taekwondo Lolo ke Olimpiade
Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) yang didukung oleh Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI) mengirimkan 4 atletnya ke kejuaraan taekwondo
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) yang didukung oleh Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI) mengirimkan empat atletnya ke kejuaraan taekwondo internasional di Almaty, Kazakshtan yang berlangsung dari tanggal 25 – 28 Oktober 2015 lalu.
Keikutsertaan tim nasional di Kejuaraan Open turnamen internasional berstandard G1 ini dilakukan dalam rangka persiapan untuk mengikuti babak kualifikasi olimpiade zona Asia yang akan berlangsung di Manila, Filipina pada bulan April 2016 mendatang. Demikian hal tersebut disampaikan Ketua Harian PBTI, Zulkifli Tanjung di Jakarta 3/11.
Keempat atlet tersebut terdiri dari Mariska Halinda (U 49 Kg), Reynaldi Atmanegara (U 54 Kg), Argya Virangga (U 63 Kg) dan Dinggo Prayogo (U 68 Kg), yang didampingi oleh team official Rahmi Kurnia sebagai Manager dan Sun Jay Lee sebagai pelatih.
Walaupun keempatnya belum berhasil meraih hasil maksimal di kejuaraan tersebut, namun menurut Zulkifli, kita optimis bahwa timnas taekwodo akan berprestasi maksimal di ajang Olimpiade nanti.
Minimal menurutnya dari empat atlet yang dipersiapkan, ada satu atlet yang lolos ke olimpiade.
“Keempat atlet kita memang tidak berhasil meraih medali di ajang ini, namun kami tetap optimis karena sebenarnya performa atlet-atlet kita sudah semakin baik. Mental bertanding anak-anak juga makin baik. Apalagi yang kita hadapi rata-rata adalah atlet berperingkat nomor satu dunia. Ini pelajaran penting buat mereka. Dari keempat atlet yang bertanding, Ia berharap ada satu atlet yang bisa lolos ke olimpiade,” terang Zul.
Sementara itu, Kabid Binpres yang juga manajer timnas, Rahmi Kurnia mengatakan, kekalahan para atlet kita di ajang Kazakhstan Open ini memang menjadi acuan evaluasi, namun pihaknya juga mencatat bahwa sebagian atlet kita telah berusaha tampil maksimal untuk mengimbangi lawan.
Menurutnya pula, dengan melihat hasil di Kazakhstan itu, sebenarnya atlet kita tidak kalah secara teknik, namun lebih pada aspek lain, terutama pada segi konsistensi mengatur irama pertandingan dan faktor fisik yang menurun di ronde-ronde akhir.
Terbukti beberapa atlet kalah tipis bahkan kalah sudden dead dari atlet berperingkat dunia. Misalnya Dinggo kalah dengan atlet nomor satu dunia asal Turki, dan Mariska yang kalah di perempat final oleh atlet nomor satu dunia asal Brazil dengan skor tipis 3-2. Sebelumnya Mariska menang telak 6 -1 atas atlet tuan rumah yang juga berperingkat dunia.
“Apapun hasilnya, kami sangat mengapresiasi upaya para atlet untuk tampil maksimal. Kalah atau menang adalah hal biasa dalam suatu pertandingan. Yang pasti, hasil dari kejuaraan ini menjadi bahan evaluasi PBTI untuk lebih meningkatkan kemamuan atlet kami. Target kami sejak awal sudah jelas, yaitu merebut tiket ke olimpiade,” ujarnya.
Selanjutnya tim nasional yang didukung oleh Bank BRI ini menurut Rahmi akan kembali mengikuti kejuaraan internasional.
Yakni Perancis terbuka yang akan dilaksanakan pertengahan November ini. Seperti kejuaraan Kazakhstan Open, Perancis terbuka merupakan bagian dari upaya tim nasional taekwondo Indonesia untuk mengamankan point dan memaksimalkan persiapan sebelum nantinya timnas melakukan try out ke Korea untuk persiapan Olimpiade.
“Setelah event Kazakhstan dan Perancis Open, kita akan fokus menjalankan program evaluasi dan pengembangan strategi bagi atlet pelatnas untuk menghadapi olimpiade selama dua bulan di Korea. Di sana nanti tim nas akan melakukan uji tanding dengan tim elit dunia asal Korea dan diharapkan bisa melakukan sparing dengan tim nas Korea yang akan berlaga di Olimpiade” papar Rahmi.