Lindswell Kwok, Putri Medan Jadi Juara Dunia
Putri asal Medan, Lindswell Kwok menorehkan dua emas di Kejuaraan Dunia Wushu 2015
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri asal Medan, Lindswell Kwok menorehkan dua emas di Kejuaraan Dunia Wushu 2015. Berlangsung di Istora Senayan, Jakarta sejak 14 November lalu, Atlet Indonesia ini kembali menjadi juara dunia.
Perempuan berusia 24 tahun itu merebut emas dari nomor taijiquan (tangan kosong) dan taijijian (pedang). Khusus di nomor taijijian Lindswell berhasil mempertahankan status sebagai juara dunia. Sebelumnya, saat berlaga di Malaysia pada Kejuaraan Dunia 2013 lalu, Lindswell meraih emas di nomor yang sama.
Lindswell mengaku, keberhasilan mendulang emas diraih setelah berlatih keras bersama pelatih barunya. "Latihan saya memang menjadi lebih banyak dan lebih keras. Teknik saya semakin ditingkatkan," katanya.
Hampir seribu atlet dari 82 negara terlibat dalam Kejuaraan Dunia Wushu 2015. Kendati demikian, Lindswell mengaku tidak gentar sebelum bermain. Ia mengaku hanya fokus dan tidak memikirkan lawan. Apalagi, Lindswell bermain di depan publik sendiri.
"Tampil di depan publik sendiri sekaligus menjadi modal bagi saya untuk tampil baik," tuturnya.
Keberhasilan Lindswell diikuti Juwita Niza Wasni. Ia mengemas dua medali di ajang Kejuaraan Dunia Wushu 2015. Satu medali emas diraih di nomor Nandao putri. Sementara di nomor Nanguan putri, Juwita hanya berhasil menyabet perunggu.
"Saya sangat senang karena saya tidak ada target medali. Bangga sekali saya bisa mewakili emas pertama di ajang ini," katanya.
Bukan tanpa sebab sumringah perempuan kelahiran 16 Agustus 1996 itu merekah. Sebab, perjalanan sukses di dunia wushu justru bermula karena kariernya di cabang olahraga senam membentur dinding. Kondisi tubuh Juwita membuatnya beralih ke olahraga lain.
"Awalnya saya tak tertarik (wushu), tapi diperkenalkan Pak Le (sebutan paman). Masuk sejak 2009 dan pada 2010 langsung dapat emas di Singapura, jadi saya semakin tertarik," ucap Juwita.
Ia mengaku, laga wushu pertama kali dijajaki di ajang World Junior Wushu Championship 2010. Lantaran berlangsung di Singapura, Juwita mengamini ajakan untuk berlaga. "Namanya waktu itu masih kecil, diajak ke luar negeri siapa yang tidak suka sih," paparnya.
Setelah itu, Juwita lalu kepincut di dunia wushu. Putri dari Wasit Amin dan Zainab ini menekuni wushu sambil menjalani pendidikan manajemen di Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.
"Saya sudah semester tiga manajemen. Kalau soal latihan, mereka ada kompensasi karena saya memang masuk lewat jalur prestasi (atlet)," ungkapnya.
Raihan emas Juwita mendongkrak posisi Indonesia di kejuaraan wushu dunia. Apalagi, rekan Juwita, yakni Charles Sutanto juga menyabet medali emas di hari keempat kejuaraan wushu.
Charles mendulang emas di nomor qiangshu putra. Ia memperoleh nilai 9,67. Emas kedua meluncur setelah Charles meraih emas di nomor jianshu.
"Sebenarnya, saya tak menyangka bisa meraih emas kedua. Mungkin karena di hari pertama sudah dapat emas, saya mainnya jadi lepas, tak punya beban sama sekali," paparnya seraya mengaku, tidak tampil sempurna meski meraih emas. Ia merasa kuda-kuda dan lompatan tidak dilakukan secara sempurna.
"Kurang di tenaga saja sih. Stamina sudah oke, tapi penempatan tenaganya masih kurang," imbuhnya.