TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Federasi Olah Raga Masyarakat Indonesia (FORMI), Hayono Isman, berjanji Tafisa World Sport for All Games 2016 di Jakarta akan menjadi kegiatan yang luar biasa bagi Indonesia.

"Kami akan mengemas ajang ini menjadi kegiatan yang luar biasa," kata Hayono yang juga ketua panitia Tafisa ke 6 saat cara agency and media gathering di Manhattan Hotel, Jakarta, Jumat (11/12).

Tafisa adalah kegiatan olah raga masyarakat non olimpiade akan digelar 6-12 Oktober 2016. Indonesia terpilih sebagai tuan rumah dalam kongres Tafisa di Antalya, Turki tahun 2011 lalu.

"110 negara akan ikut serta. Tema Tafisa tahun ini pun senada dengan semboyan kita, Bhinneka Tunggal Ika, yaitu Unity in Diversity dengan sub tema, Let's Move be Active," jelas Hayono, mantan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga ini.

Tafisa digelar empat tahun sekali pada tahun yang sama dengan penyelenggaraan olimpiade, hanya saja di Tafisa, peserta tidak dibawah Komite Olah Raga Nasional mereka. Olah raga yang ditampilkan juga berbeda dengan cabang-cabang olah raga di Pekan Olah Raga Nasional, SEA Games hingga Olimpiade.

"Peserta membiayai diri mereka sendiri, bahkan bisa mewakili komunitas. Panitia hanya menyediakan venue, transportasi lokal dan catering saja," tuturnya.

Tiga kelompok besar kegiatan yang dilakukan dalam Tafisa adalah tantangan dan petualangan, olah raga kesehatan kebugaran serta olah raga tradisional.

Yang masuk dalam kategori tantangan dan petualangan diantaranya adalah sepeda BMX, Skate Board dan sepak bola jalanan. Olah raga kebugaran diantaranya adalah senam, sementara pencak silat akan hadir sebagai olah raga budaya, sama seperti aikido dari Jepang.

Pembukaan rencananya akan dilakukan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Tempat lain yang akan digunakan untuk kegiatan ini adalah Taman Mini Indonesia Indah dan Ancol.

"Tafisa bisa diikuti seluruh keluarga dari seluruh lapisan usia. Ayah, Ibu, Anak, Kakek dan Nenek bisa berpartisipasi. Kami juga akan mengadakan Student Day nantinya," paparnya.

Dari anggaran sejumlah 700 miliar rupiah, panitia menerima bantuan dari Kemenpora sebesar Rp. 250 miliar, Kementerian Pariwisata sejumlah Rp. 60 miliar dan dari pemerintah daerah DKI Jakarta berkisar Rp. 100 miliar.

Kegiatan ini diyakini juga akan bermanfaat besar bagi bangsa Indonesia selain menumbuhkan minat masyarakat pada olah raga.

"Harmoni Indonesia harus ditampilkan dalam kegiatan ini untuk mengkikis potensi konflik di negeri kita," ujarnya.