Eddy Saddak: Pembangunan Sarana Equestrian AG XVIII/2018 tak Perlu Dilakukan Buru-buru
Panita penyelenggara Kejuaraaan Pacuan Kuda Pertiwi Cup dari PP Pordasi dan Pengprov Pordasi DKI Jaya mengundang tokoh penting
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Panita penyelenggara Kejuaraaan Pacuan Kuda Pertiwi Cup dari PP Pordasi dan Pengprov Pordasi DKI Jaya mengundang kehadiran sebanyak delapan tokoh penting untuk menyaksikan event ini, baik dari kalangan menteri atau tokoh olahraga.
Dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Kesehatan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Sosial, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindngan Anak, Menteri Pemuda dan Olahraga, hingga Ketua Komisi X DPR RI, Ketua Komite Olimpiade Indonesia, dan Ketua Umum KONI Pusat, diharapkan dapat menyaksikan event Pertiwi Cup yang digelar Minggu (1/5) di arena pacuan kuda Pulo Mas, Jakarta Timur.
Piala Pertiwi memang hanya salah satu event reguler dari PP Pordasi. Akan tetapi, pelaksanaan event tersebut saat ini dianggap bisa menjadi momentum berkaitan dengan rencana pembangunan sarana (venue) berkuda equestrian (ketangkasan) Asian Games XVIII/2018 mendatang.
Seperti diketahui bahwa saat ini masih terjadi perdebatan mengenai rencana pembangunan sarana equestrian Asian Games XVIII/2018 tersebut. Pemprov DKI Jaya telah menunjuk Jakarta Propertindo untuk melaksanakan pembangunannya, dan Jakpro memberikan tugas itu kepada anak perusahaannya, yakni PT Pulo Mas Jaya.
Masalahnya, PT Pulo Mas Jaya berencana membangun sarana equestrian tersebut di hampir semua lahan yang saat ini dimanfaatkan untuk arena pacuan kuda.
Dalam disain yang sudah dimiliki oleh PT Pulo Mas Jaya, desain itu akan "menyapu" semua trek pacuan kuda. Inilah yang tidak dikehendaki oleh komunitas pacuan.
Dari Kongres Tahunan Federasi Equestrian Asia (AEF) yang digelar 17 Aprilo di Pattaya, Thailand, diputuskan bahwa sarana equestrian itu disainnya harus dibuat oleh tim yang dibentuk AEF dengan beranggotakan unsur PP Pordasi. Desain dari venue equstrian tersebut nantinya akan disetujui lebih dulu oleh OCA (Komite Olimpiade Asia).
"Tim AEF dalam waktu dekat akan bertemu dengan pimpinan KOI selaku kepanjangan tangan OCA di Indonesia," kata Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak yang bersama Sekjen PP Pordasi Wijaya Mithuna Noeradi menghadiri Kongres Tahunan AEF di Pattaya, Thailand.
Karena itulah, diundang para menteri terkait dengan pembangunan sarana equestrian Asian Games XVIII/2018 tersebut, untuk melihat secara langsung bagaimana nasib trek pacuan kuda Pulo Mas jika disain dari PT Pulo Mas Jaya yang dipakai untuk membangun sarana equestrian Asian Games XVIII/2018. Itu berarti trek pacuan kuda kebanggaan Tanah Air tersebut akan dihilangkan.
"Itulah yang tidak kami inginkan," kata Eddy Saddak, sapaan dari Ketum PP Pordasi.
Sayang, tak satu pun dari para menteri itu yang datang, juga tokoh-tokoh lainnya.
Secara pribadi Eddy Saddak berkeyakinan bahwa pembangunan sarana equestrian Asian Games XVIII/2018 itu tak perlu dilakukan secara terburu-buru.
"Tahun depan saja masih bisa," tegasnya. Dengan begitu, katanya, PP Pordasi masih bisa melangsungkan berbagai kegiatannya di arena pacuan kuda Pulo Mas ini. tb