Liliyana Natsir Tak Banyak Bicara Jelang Olimpiade
Talk less, do more. Bukannya pelit ngomong ya, tetapi dengan begini saya merasa bisa lebih tenang dan fokus menuju pertandingan.
Penulis: Muhammad Barir
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Liliyana Natsir merasa ada satu yang masih mengganjal di hati seorang Liliyana, apalagi kalau bukan medali emas olimpiade yang merupakan impian setiap pebulutangkis di dunia ini. Namun menjelang olimpiade 2016 ini dia lebih memilih tak banyak bicara.
“Tentunya besar harapan untuk meraih emas di olimpiade ketiga ini. Mendekati olimpiade, saya memang tidak mau bicara banyak. Talk less, do more. Bukannya pelit ngomong ya, tetapi dengan begini saya merasa bisa lebih tenang dan fokus menuju pertandingan. Tak lupa saya mohon doa dan dukungan masyarakat Indonesia,” ujar Liliyana dilansir badmintonindonesia.org.
Liliyana telah menorehkan sejaumlah prestasi di pentas dunia bulu tangkis. Termasuk di ajang olimpiade. Dia selalu haus prestasi, dan masih memiliki semangat besar untuk meraih medali emas di olimpiade 2016.
Liliyana merupakan satu-satunya pebulutangkis putri Indonesia yang lolos ke kualifikasi tiga olimpiade, hebatnya lagi, Liliyana terus menempati posisi sebagai top player. Pada olimpiade Beijing 2008, Nova/Liliyana adalah pasangan ganda campuran terbaik dunia dan menempati posisi puncak pada daftar unggulan.
“Saya memang identik dengan sifat tidak mau kalah, namun tetap dalam arti yang positif. Tidak gampang puas dan selalu haus akan prestasi membuat saya bisa bertahan di tiga olimpiade sebagai top player. Saya selalu punya keinginan di dalam diri untuk membuat keluarga saya dan Indonesia bangga dengan prestasi yang saya capai,” ucap atlet yang gemar makan ikan ini.
Liliyana dikenal sebagai pebulutangkis putri terbaik Indonesia di tahun 2000-an. Segudang prestasi sudah berhasil diraih Liliyana selama belasan tahun menjadi bagian tim nasional bulutangkis Indonesia, termasuk medali perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Nova Widianto.
Pemain kelahiran Manado, 9 September 1985 ini sudah puluhan kali membuat nama Indonesia digaungkan di level internasional. Liliyana, si pemain multitalenta, tak hanya berprestasi di ganda campuran, ia juga menoreh prestasi membanggakan di sektor ganda putri bersama Vita Marissa dengan menjuarai China Masters 2007 dan Indonesia Open 2008.
Setelah Olimpiade Beijing 2008, Liliyana dan Nova ‘bercerai’, Nova pensiun, sedangkan Liliyana dicoba bersama Tontowi Ahmad. Awalnya uji coba ini dimaksudkan untuk mengangkat prestasi Tontowi yang lebih muda, namun Liliyana membuktikan bahwa dipasangkan dengan siapapun, ia mampu berprestasi. Lagi-lagi, Liliyana menjadi tumpuan dan harapan tim bulutangkis Merah-Putih.