Atlet Andalan Jateng Itu Kini Digerogoti Katarak, Kusta hingga Jadi Pemulung
Ia adalah Marcus Tugiman (58), atlet yang pernah membawa Jateng ke peringkat III Pekan Olahraga Nasional (PON) XI 1984 di Jakarta.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Catur Waskito Edy
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dua bola mata pria itu tebal oleh selaput katarak.
Beberapa jari tangan dan kakinya juga memprihatinkan karena sudah hilang akibat digerogoti penyakit kusta yang pernah dideritanya.
Namun, ingatannya masih jelas berapa medali yang ia persembahkan untuk Provinsi Jawa Tengah sebagai atlet sepeda.
Ia adalah Marcus Tugiman (58), atlet yang pernah membawa Jateng ke peringkat III Pekan Olahraga Nasional (PON) XI 1984 di Jakarta.
"Saya ingin menjadi pelatih sepeda di Jawa Tengah. Tapi kondisiku sudah seperti ini. Saya berharap masih bisa membantu atlet sepeda," kata pria yang tinggal di Kampung Tanggungrejo, RT 1 RW 5, Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, pekan lalu.
Marcus menyadari tidak layak menjadi seorang pelatih. Akibat katarak yang dialaminya, ia tidak mampu melihat secara normal.
"Saya tidak tahan melihat lama. Apalagi kena matahari, mata saya terasa pedih," ujarnya.
Sementara jarinya yang terputus setengah, membuatnya sulit memegang sesuatu, apalagi memegang stang sepeda.
Marcus kini bekerja sebagai pemulung.
Setiap hari, ia memungut rongsokan yang masih bisa didaur ulang atau membeli barang bekas milik tetangga seperti besi dan botol plastik.
Marcus tinggal bersama istrinya, Ngatminah (45), serta tiga orang anak di rumah tembok setengah jadi hasil bantuan.
Di sebelah rumahnya, Marcus meletakkan barang rongsokan.
"Dulu setelah tidak jadi atlet, saya kerja di tambak. Karena lama terkena air tambak, saya terkena kusta. Baru dua tahunan ini saya mencari dan mengumpulkan rongsokan," tuturnya.