Ahmad Sutjipto: Tidak Ada Kecemburuan Jika Pemerintah Hanya Memprioritaskan Olahraga Tertentu Saja
Prestasi olahraga Indonesia di ajang Internasional cenderung stagnan. Pada ajang olimpiade, Indonesia belum dapat meraih emas lebih dari dua
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prestasi olahraga Indonesia di ajang Internasional cenderung stagnan. Pada ajang olimpiade, Indonesia belum dapat meraih emas lebih dari dua, sejak pertama kali ikut serta pada tahun 1952.
Dengan anggaran yang terbatas, untuk memperbaiki kondisi tersebut pemerintah akan memprioritaskan pembinaan cabang olahraga tertentu saja, seperti, Bulu Tangkis, Panahan, Angkat Besi, dan beberapa nomor Atletik.
Langkah pemerintah tersebut dianggap akan memicu kecemburuan sosial dari cabang olahraga lain. Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Ahmad Sutjipto mengatakan tidak akan ada kecemburuan jika pmerintah memprioritaskan pembinaan pada cabang olahraga tertentu saja.
Pasalnya seorang atlet memiliki jiwa sportif yang dapat menerima kondisi apapun yang terjadi.
"Tidak, tidak mungkin (cemburu). Anda masih 'bawang' melawan yang sudah berbakat masa mau cemburu, atlet itu sportif loh. Kalau dia merasa tidak seimbang dengan lawannya dia malu. Ini uang rakyat loh. Uang pajak kita semua," ungkap Ahmad dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (27/8/2016).
Hal itu menurut purnawirawan Jenderal angkatan laut tersebut sebenarnya telah dilakukan dalam penganggaran. Anggaran untuk bulu tangkis berbeda dengan anggaran yang diberikan pada cabang atletik.
"Sudah berbeda, kompetisinya berbeda. Bulu Tangkis setahun kompetisi bisa 10 kali, bisa setiap bulan kita anggarkan, , itu uang loh. Misalnya dibandingkan marathon yang cuma satu tahun satu kali ikut kompetisi," paparnya.
Namun menurut Ahmad bukan berarti cabang olahraga lain tidak diperhatikan. Olahraga lain di luar yang diprioritaskan tetap diperhatikan namun dengan skala berbeda. Lain lagi dengan cabang olah raga yang sudah mandiri dan sudah masuk industri.
"Sepakbola sudah bisa hidup sendiri sudah industri. Tanpa perlu bantuan uang APBN. Basket mungkin, tenis, dan voli, " tuturnya.