Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Indonesia Gagal Pecahkan Rekor Dunia Parade Egrang

Indonesia gagal memanfaatkan status sebagai tuan rumah Tafisa Games 2016

Penulis: Fahdi Fahlevi
zoom-in Indonesia Gagal Pecahkan Rekor Dunia Parade Egrang
Surya/Haorrahman
Seorang anak menikmati bermain egrang. SURYA/HAORRAHMAN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Indonesia gagal memanfaatkan status sebagai tuan rumah Tafisa Games 2016, setelah gagal memecahkan rekor dunia parade egrang.

Tampil di JI Kemayoran, Sabtu 8 Oktober 2016, Indonesia berambisi pecahkan rekor pawai egrang yang sejak 2011 dipegang Belanda. Kala itu pasukan negeri Kincir Angin itu sukses berpawai dengan total 959 peserta.

Giliran jadi penyelenggara TAFISA Games ke-6, Indonesia berharap pawai dengan peserta egrang lebih banyak, kali ini dengan 1.200 pelajar.

Start sekitar pukul 10:20 WIB, 1.200 peserta yang terdiri dari siswa-siswi SD dan SMP itu mulai berjalan menggunkan egrang. Mereka diwajibkan melintasi area sepanjang 100 meter.

Namun tidak semua tiba di garis finis, tapi hanya 1.070 peserta dan 130 terdiskualifikasi. Jumlah itu tak memenuhi kuota yang diisyaratkan Guinness World Recors sebagai pihak yang mencatatkan rekor.

Buat penuhi syarat melahirkan rekor baru, Guinness hanya mentolerir maksimal 10 persen saja peserta yang terdiskualifikasi, atau terkait dengan peserta egrang Indonesia hanya 120 peserta. Itu pun belum harga mati.

BERITA TERKAIT

Guinness memberi 2 kesempatan lagi. Tapi, di penampilan ke-2, justru kian berkurang yang mampu sampai di garis akhir; hanya 674 orang.

Indonesia tak memanfaatkan kesempatan tersisa. Pasalnya, sebagian besar para pelajar yang dikordinasi Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Pengurus DKI Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia, sudah meninggalkan arena. Dengan kondisi seperti itu, Indonesia pun batal pecahkan rekor pawai egrang.

Padahal, berjalan dengan menggunakan 2 bilah bambu sebagai penyangga kaki, adalah permainan asli tradisional negeri ini.

"Pawai kali ini belum cukup buat perbaharui rekor yang dibuat Belanda. Tapi, tetap ada kesempatan lagi buat mencoba. Saya memaklumi penampilan kali ini gagal, tapi saya juga sangat kagum, meski masih kecil mereka sangat antusias dan tampak sekali ingin berbuat bagi negara," kata Swapnil Dangarikal, adjudikator (pengawas dan penilai) dari Guinness World Record.

Pada bagian lain, Indonesia lebih dulu bikin prestasi. Tim layang-layang sukses lahirkan rekor layang-layang daun terbesar di dunia, dengan ukuran 506 xm x 430 cm. Layang- layang yang diterbangkan sekaligus milik La Masila bersaudara asal Muna, Sulawesi Tenggara itu terbuat dari 1.300 daun kolope (gadung) dengan panjang benang 250 meter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas