Tim Pertamina Arden Masih Bisa Bersaing lagi di Sirkuit Baku City Azerbaijan
Balapan Formula 2 di sirkuit Monaco akhir pekan ini mengisyaratkan persaingan yang sengit dan sepertinya akan berlangsung sampai akhir musim.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MONACO - Meski gagal mendulang poin, Tim Pertamina Arden masih punya potensi untuk bangkit dan kembali bersaing pada balapan Formula 2 berikutnya di sirkuit jalan raya Baku City di Azerbaijan pada 24-25 Juni 2017.
Pada balapan di Monaco, dua pebalap Pertamina Arden, Norman Nato dan Sean Gelael sudah menunjukkan performa yang bagus dan cukup kompetitif.
Hal ini setidaknya tergambar dari sesi kualifikasi yang menempatkan Nato di posisi keenam dan Sean di urutan ke-10. Peluang untuk meraih poin cukup terbuka.
Akan tetapi, dalam balapan banyak faktor yang menentukan. Selain kemampuan pebalap, keandalan mobil, kondisi cuaca atau lintasan, bahkan faktor keberuntungan pun ikut menentukan hasil balapan.
Pada balapan Feature, mobil Nato bermasalah saat dia masuk pit stop. Akibatnya Nato tidak bisa melanjutkan balapan. Padahal saat itu, posisi Nato sudah cukup baik untuk meraih poin, yakni berada di posisi kelima.
Sean juga kurang beruntung. Mobilnya sempat stall menjelang start dimulai. Akibatnya, Sean harus memulai balapan dari pit line, sehingga posisinya melorot jauh ke belakang di posisi ke-20.
Di akhir balapan, Sean harus puas menempati posisi ke-13, setelah berjuang tidak mengganti ban sampai satu lap menjelang balapan berakhir.
Pada balapan Sprint, Nato dan Sean kembali mendapat ujian yang berat. Nato kembali tidak bisa melanjutkan balapan setelah mobilnya dihantam mobil pebalap tim Prema Racing Charles Leclerc pada putaran keempat.
Sementara Sean harus berjuang keras karena mempertahankan posisinya dalam kondisi mobil yang tak ideal karena mengalami kerusakan rear diffuser yang menyebabkan mobilnya kehilangan down force.
Kerusakan itu dialami Sean sejak lap pertama akibat terseruduk pebalap lain di tikungan pertama.
Namun, dalam situasi seperti itu, Sean masih bisa menjaga ritme balapan. Dia pun bisa mempertahankan kecepatan mobilnya, sehingga tidak disalip beberapa pebalap di belakangnya. Sean pun bisa menyelesaikan balapan di posisi ke-12.
Nasib serupa dialami tim Prema Racing dengan pebalapnya Leclerc dan Antonio Fuoco. Pimpinan klasemen tim dan pebalap ini juga tidak mendapatkan poin dari balapan.
Namun, Leclerc masih sedikit beruntung dapat tambahan hadiah empat angka berkat hasil kualifikasi yang menempatkan dia di posisi start terdepan.
Selebihnya menjadi petaka buat Leclerc yang berupaya meraih gelar di rumahnya sendiri. Pada balapan Feature, Leclerc berpeluang besar menjadi juara karena memulai balapan dari barisan terdepan.
Namun, asa itu kandas setelah mobilnya mengalami masalah pada ban kiri depan seusai pit stop. Leclerc tak bisa melanjutkan balapan.
Di race kedua, Leclerc tak bisa beranjak dari barisan belakang. Dia juga dihukum penalty 10 detik karena menabrak Nato. Rekan setimnya Fuoco juga tidak mendapat poin karena tidak bisa menembus posisi sepuluh besar.
Kegagalan tim Prema Racing membuka peluang bagi tim lain untuk bersaing. Bahkan tim non unggulan seperti Rapax bisa mencuri momen dengan finis di posisi 1-2 pada balapan sprint. Posisi Leclerc di klasemen pebalap juga dalam jangkauan pebalap lain, seperti Oliver Rowland, Artem Markelov dan Luca Ghiotto.
Rowland kini cuma tertinggal tiga poin dari Leclerc yang mengoleksi 77 angka. Sementara Markelov masih tertingal 17 poin dan Ghiotto 21 poin. Dengan delapan seri ke depan, persaingan masih terbuka yang diawali di Baku City, Azerbaijan.