Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Dua Mahasiswi Mahitala Unpar Bandung Tancapkan Merah Putih di Puncak Gunung Everest

Indonesia kini memiliki tim pendaki gunung putri yang untuk pertama kalinya sukses mengibarkan Merah Putih di tujuh puncak dunia.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Dua Mahasiswi Mahitala Unpar Bandung Tancapkan Merah Putih di Puncak Gunung Everest
dok. WISSEMU
Fransisca Dimitri Inkiriwang (24) dan Mathilda Dwi Lestari di Gunung Everest (8.848m) 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Indonesia kini memiliki tim pendaki gunung putri yang untuk pertama kalinya sukses mengibarkan Merah Putih di tujuh puncak dunia.

Pencapaian bersejarah ini didapat setelah Fransisca Dimitri Inkiriwang (24) dan Mathilda Dwi Lestari (24), dari Mahitala Universitas Katolik Parahyangan Bandung berhasil mencapai puncak Gunung Everest (8.848m), Kamis (17/5/2018) pukul 05.50 waktu setempat atau 07.05 WIB.

Pendakian ke Everest menuntaskan misi pendakian tujuh puncak dunia yang mereka jalani lewat program The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU).

Dalam dua tahun terakhir, kedua mahasiswa jurusan Hubungan Internasional FISIP Unpar Bandung angkatan 2011 itu telah mendaki Gunung Carstensz Pyramid (4.884m), Elbrus (5.162m), Kilimanjaro (5.132m), Aconcagua (6.962m), Vinson Massif (4.190m), dan Denali (6.190m).

Presiden Joko Widodo mengapresiasi pencapaian kedua pendaki tersebut. 

Rektor Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Mangadar Situmorang juga mengapresiasi keberhasilan tersebut.

Ia mengatakan, prestasi tersebut menunjukkan bahwa kaum muda Indonesia mampu menghadapi berbagai tantangan untuk mencapai tujuannya di kancah internasional.

Berita Rekomendasi

“Keberanian mereka menginspirasi bangsa kita untuk tidak takut menghadapi berbagai tantangan, termasuk teror yang akhir-akhir ini merongrong bangsa kita dengan aksi yang menimbulkan duka bagi keluarga dan kita semua,” tutur Situmorang.

Ketua Dewan Pengurus Mahitala Unpar Atan Putri mengatakan, keberhasilan kedua temannya merupakan hasil kerjasama tim yang solid dengan dukungan dari Bank BRI, PT Multi Karya Asia Pasifik  Raya, dan Universitas Katolik Parahyangan.

Seluruh anggota Mahitala Unpar juga ikut andil mendukung suksesnya ekspedisi ditengah berbagai keterbatasan.

Puncak Everest tidak dicapai Hilda dan Deedee, sapaan kedua pendaki dengan mudah.

Dari Camp 3 (8.225 meter) mereka mendaki lereng terjal dengan tebing batu dan es yang harus dipanjat atau dilalui dengan cara melipir.

Sekurangnya ada tiga bagian rintangan alam yang harus dilalui (step 1-3) pada ketinggian 8.500-8.800m.

Dari situ baru mereka mencapai punggungan langsung menuju piramid puncak Everest yang juga disebut Chomolungma atau Dewi Langit.

Dengan tekanan udara berkadar oksigen rendah (30%), memanjat tebing batu dan es menjadi kesulitan tersendiri bagi pendaki.

Pada Step 2, pijakan sepatu salju ber-crampon (cakar es) lebih sering terlepas di daerah berbatu dan sering membuat pendaki tergelincir di titik ini.

Memanjat tebing di Step 3 pada ketinggian 8.800 meter tak hanya menuntut kekuatan dan keseimbangan fisik, namun juga determinasi personal pendaki.

Hilda dan Deedee berusaha tetap fokus pada pijakan demi pijakan kaki mereka menuju puncak dengan didampingi dua sherpa.

Deedee mengakui, sulit bernafas saat memanjat tebing dan mengerahkan semua tenaganya di Step 3.

Namun ketenangan mengatur pernafasan sangat membantu ia kembali fokus dan meraih pegangan dan pijakan yang mantap

Setelah berjuang selama delapan setengah jam mendaki, Hilda dan Deedee mencapai puncak yang ditandai tripod alumunium dengan bentangan lungta (bendera doa Budha Tibetan) warna warni.    

Keberhasilan ini melengkapi prestasi yang ditorehkan Mahitala Unpar yang sebelumnya berhasil mengirim empat putranya sebagai pendaki Indonesia pertama di tujuh puncak dunia pada tahun 2012.

Pendakian tujuh puncak di tujuh benua atau The Seven Summits menjadi semacam grandslam bagi pendakian gunung di dunia.

Indonesia menjadi negara ke-53 yang menempatkan pendakinya sebagai the seven summitters.

Hingga kini baru ada 416 pendaki tujuh puncak dunia yang terdiri dari 345 pendaki putra dan 71 pendaki putri.

Kini Hilda dan Deedee sudah turun dan mencapai Camp 3 dan dilanjutkan sampai Camp 1.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Indonesia Kini Punya Tim Pendaki Putri di Tujuh Puncak Dunia,
Penulis: Max Agung Pribadi
Editor: Max Agung Pribadi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas