Atlet Paralayang Asal Korea Masih Tertimbun Reruntuhan Hotel Roa Roa Palu
Dari tujuh atlet paralayang yang menjadi korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, satu di antaranya adalah atlet paralayang asal Korea.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dari tujuh atlet paralayang yang menjadi korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, satu di antaranya adalah atlet paralayang asal Korea yakni Dong Jin.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI), Hening Paradigma mengabarkan bahwa hingga saat ini proses pencarian korban masih terus dilakukan.
“Ya, ada tiga atlet paralayang dari luar negeri. Satu dari Belgia, satu dari Singapura, mereka sudah di Jakarta dalam keadaan selamat. Kalau satu lagi yang dari Korea, ia masih tertimbun reruntuhan,” kata Hening Paradigma saat dihubungi Tribunnews melalui sambungan telepon.
“Kita terus berusaha agar harapan terbaik adalah kita bisa menemukan anggota kita dalam keadaan hidup ya. Namun minimal kita bisa menemukan kejelasannya,” sambung Hening Paradigma.
Dua atlet paralayang luar negeri yang selamat yakni Francois asal Belgia dan Choong asal Singapura.
Keduanya kini dikabarkan sudah berada di Jakarta.
Sejauh ini, untuk korban atlet atau ofisial paralayang yang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal mencapai empat orang.
Mereka adalah atlet paralayang asal Sulawesi Utara yakni Glenn Mononutu dan Petra Mandagi, Ardi Kurniawan asal Malang, Jawa Timur, dan satu ofisal wanita bernama Rachmat Sauma.
Seperti diketahui, rombongan atlet paralayang berada di Kota Palu karena tengah mengikuti Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 yang sedianya digelar pada 28-30 September 2018.
Selama di Palu, rombongan atlet paralayang menginap di Hotel Roa Roa yang terletak di Jalan Pattimura.
Namun, gempa berkekuatan 7.4 SR dan disusul tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) petang Wita, meluluhlantakkan Kota Palu dan sekitarnya.
Hotel Roa Roa yang berlantai delapan pun ikut ambruk hingga rata dengan tanah akibat gempa dan tsunami tersebut.
Puluhan penghuni hotel tertimbun di bawah reruntuhan Hotel Roa Roa, termasuk sejumlah atlet dan ofisial paralayang. (*)