Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Kisah Haru Pelari Jepang Rei Iida, Kaki Patah di Tengah Lomba, Merangkak demi Lanjutkan Lomba

Ini adalah kisah luar biasa pelari asal Jepang, Rei Iida, saat mengikuti lomba estafet maraton di Fukuoka, Jepang, Oktober 2018.

Penulis: Aji Bramastra
zoom-in Kisah Haru Pelari Jepang Rei Iida, Kaki Patah di Tengah Lomba, Merangkak demi Lanjutkan Lomba
montase Tribunnews.com (Sumber Foto : YouTube/Thom Lukas)
Pelari Jepang Rei Iida, patah kaki di tengah lomba tapi terus melanjutkan lomba dengan merangkak, agar temannya bisa ikut melanjutkan lomba. 

TRIBUNNEWS.COM - Ini adalah kisah luar biasa pelari asal Jepang, Rei Iida, saat mengikuti Kejuaraan Estafet Maraton Putri Ekiden di Fukuoka, Jepang, Oktober 2018.

Rei Iida, memang gagal menang dalam lomba tersebut.

Tapi dia memenangkan hati banyak orang.

Cerita luar biasa mahasiswi 19 tahun bernama Rei Iida ini berawal ketika dia mengalami kecelakaan di tengah lomba.

Dilansir media Jepang NHK World, diduga karena salah tumpuan, Rei Iida mengalami cedera parah.

Cedera itu dialami Iida ketika dia tinggal berjarak 200 meter saja, dari rekannya yang sudah menunggu untuk melanjutkan estafet.

Dia disebut sampai mengalami patah tulang kaki.

Berita Rekomendasi

Cedera itu tak bisa membuat Rei Iida melanjutkan larinya.

Tapi, Rei Iida memutuskan tak berhenti.

Ia pilih melanjutkan lomba, karena bila dia berhenti, rekannya berlari tentu juga tak bisa berlomba, mengingat ini adalah estafet.

Rei Iida kemudian merangkak sebisanya hingga ke garis di mana temannya menunggu.

Darah mulai mengucur dari lutut Rei Iida.

Tapi Rei Iida tak peduli meski itu sangat menyiksanya.

Ia terus merangkak untuk menyerahkan kain estafet ke rekannya.

Rekan Rei Iida, yang menunggu untuk bisa berlari, terlihat tak bisa berhenti menangis melihat perjuangan Rei Iida.

Video ini membuat banyak orang terharu melihat perjuangan Rei Iida.

Tapi, banyak juga yang mengecam panitia lomba.

Panitia dianggap keterlaluan tidak menghentikan usaha Rei Iida, dan membiarkannya terus merangkak.

Meski demikian, publik tidak tahu, panitia sebenarnya sudah menghampiri dan berusaha mencegah Rei Iida.

Tapi Rei Iida tak menggubris omongan panitia.

Ia hanya terus bertanya kepada panitia : "Sisa berapa meter lagi sampai aku sampai?,"

Rei Iida (19), total harus merangkak sejauh 213 meter.

Setelah menyerahkan kain estafet ke rekannya, ia menangis.

Ia langsung dibawa ke rumah sakit setelah lomba.

Cedera itu membuat Rei Iida, tak bisa mengikuti lomba berbulan-bulan lamanya.

Tapi, kisah perjuangan Rei Iida, tentu akan lebih lama dikenang oleh publik. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas