Rivo Bangga Dapat Peluang Rebut Gelar Juara WBC Internasional Dan Sabuk Emas Presiden Jokowi
Rivo Kundimang merasa terhormat dan bangga diberikan kesempatan Promotor Martin Daniel untuk bertarung memperebutkan gelar lowong kelas Ringan (63,5kg
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petinju Navaz Boxing Camp Jakarta, Rivo Kundimang merasa terhormat dan bangga diberikan kesempatan Promotor Martin Daniel untuk bertarung memperebutkan gelar lowong kelas Ringan (63,5kg) WBC Internasional di Jakarta, 23 Februari 2019.
Makanya, dia bertekad merebut gelar juara sekaligus memboyong Sabuk Emas Presiden Joko Widodo.
"Saya tak akan mensia-siakan peluang untuk menjadi juara WBC Internasional sekaligus mencatat sejarah menjadi petinju profesional pertama yang mengoleksi Sabuk Emas Presiden Jokowi di awal tahun 2019. Sebab, gelar juara WBC Internasional itu sangat penting bagi saya untuk melangkah ke jenjang dunia," ungkap Rivo yang ditemui di Navaz Boxing Camp Jakarta.
Dalam upaya mewujudkan tekad itu, pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 1 November 1997 terus menjalani program persiapan yang diberikan pelatih Chris Rutinsulu.
"Semua progran latihan fisik dan teknik yang saya berikan dilahap Rivo dengan baik. Saat ini, Rivo tengah diprogram untuk menjalani sparring partner dengan petinju lokal untuk lebih mematangkan persiapannya," ujar Chris Rutinsulu sembari menyebut nama juara WBC Asia, Ilham Loisa, Michael Manoppo, dan Ahmad Lahijab yang menjadi sparring partner.
Prestasi Rico yang memulai karir dari dunia tinju amatir ini cukup cemerlang. Pemegang gelar juara kelas ringan WBC Youth Asia ini memiliki rekor 9 kali bertanding dengan mencatat 8 kali kemenangan (4 MKO) dan sekali seri.
"Keluarga saya memang keluarga tinju. Makanya, saya ingin menjadi juara dunia untuk membanggakan keluarga," kata putra ke-4 dari 7 bersaudara pasangan Soni Kundimang dan Lotze Malumbot.
Rivo termasuk petinju yang beruntung berada di bawah naungan Martin Daniel Promotions. Segala fasilitas didapatkan Rico yang tinggal bersama istri, Widia Indrani Renyaan di Navaz Boxing Camp yang berada di Sunter, Jakarta Utara.
"Saya senang berada di Navaz Boxing Camp dengan segala fasilitasnya. Baik fasilitas latihan maupun makanan yang disediakan sesuai dengan standar petinju. Memang pak Martin Daniel banyak membuat aturan yang harus ditaati tetapi saya senang karena itu menjadi penunjang untuk bisa berprestasi," kata Rivo.
"Ya memang saya menerapkan aturan yang keras. Mereka harus disiplin dalam latihan dan menjalani kehidupan setiap hari serta diwajibkan mengkonsumsi makanan yang disediakan. Di sini, kita menyiapkan makanan sesuai standar gizi yang disusun ahli gizi. Saya siapkan Navaz Boxing Camp itu tempat petinju yang hanya mengikuti aturan demi meraih prestasi dunia. Di sini, tak ada tempat bagi petinju yang tidak disiplin," papar promotor Martin Daniel.
Ya, komitmen promotor berambut kucir ini tidak perlu diragukan dalam membangun tinju profesional. Hingga kini, dia sudah menggelar 11 pertandingan tinju profesional yang bertitel Jakarta Big Fight.
Bahkan, dia telah mencetak petinju wanita Indonesia pertama, Velmy Sumahe sebagai juara WBA Asia 2018 yang menang angka atas juara bertahan asal Thailand, Rochnarongnoi Sithsaithong.
Pada pagelaran tinju profesional yang dilaksanakan di Jakarta, 23 Februari 2019, Martin Daniel akan menampilkan 25 partai.
Pagelaran tinju yang akan tercatat pada Museum Rekor Indonesia (MURI) akan menampilkan partai puncak perebutan Sabuk Presiden Jokowi.
"Perebutan Sabuk Presiden Jokowi ini menjadi simbol kebangkitan olahraga tinju profesional Indonesia pada tahun 2019," tuturnya