Pemain yang Malas Diakui Rionny Mainaky sebagai Beban
Pelatih kepala tunggal putri Indonesia, Rionny Mainaky, mengakui atlet yang malas menjadi beban baginya selama bertugas di pelatnas.
Editor: Bolasport.com
TRIBUNNEWS.COM - Rionny Mainaky mengaku tidak merasa terbebani saat resmi menjadi pelatih kepala tunggal putri Indonesia. Namun, dia mengakui bahwa pemain yang malas menjadi beban buatnya.
Rionny sudah menghabiskan waktu sekitar sembilan tahun di Jepang, baik itu melatih di klub maupun tim nasional.
"Dimana pun pasti ada beban, tetapi saya tidak merasa terbebani menjadi pelatih tunggal putri karena punya banyak pengalaman. Terakhir kali saya juga turut membawa ganda putra juara Olimpiade hingga dipanggil ke Jepang," kata Rionny Mainaky.
"Saya punya modal sejak menjadi pemain dan pernah dilatih sembilan pelatih terbaik sehingga saya memiliki keyakinan. Saya tidak ada beban karena kami melatih sebaik mungkin, tetapi kalau masih malas itu menjadi beban bagi saya," aku Rionny.
Saat resmi melatih, Rionny mengatakan bahwa secara umum tunggal putri Indonesia tidak tertinggal dalam hal teknis. Namun, memiliki kekurangan dalam hal fisik.
"Hal tersebut membuat mereka tidak yakin dan sabar. Kalau fisik tidak yakin akan banyak membuat kesalahan. Disini saya berikan dalam satu pola permainan Pola diperbanyak sehingga mereka yakin," ujar Rionny.
"Tetapi, mereka banyak salah karena visinya sudah tidak kuat. Sekarang kesalahan mereka mulai berkurang. Biasanya ada empat kali kesalahan dalam satu pertandingan. Sekarang cuma sekali sehingga ada perkembangan," ucap Rionny Mainaky.