Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Bincang Santai dengan Ketua KONI Marciano Norman: Saya Berdosa Kalau Menikmati Sendiri

Tidak ada lagi yang menanyakan kamu agama apa, dari suku mana, karena olahraga akan berujung pada satu prestasi yang sama, untuk bangsa dan negara.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Bincang Santai dengan Ketua KONI Marciano Norman: Saya Berdosa Kalau Menikmati Sendiri
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman resmi menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Periode 2019-2023. Kepastian itu ia dapatkan secara aklamasi dalam musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) KONI Pusat di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/7/2019) lalu.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu berbekal pengalamannya dalam mengurus cabang olahraga taekwondo dan karate. Marciano Norman pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) selama dua periode.

Marciano juga pernah menjadi Ketua Inkai Kalimantan Barat dan Pembina Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi).  Selepas pensiun sebagai anggota TNI, Marciano Norman memilih mendedikasikan dirinya untuk dunia olahraga. Pria 29 Oktober 1954 itu ingin memberikan tenaga dan pikirannya untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. Hal tersebut yang membuat dia memutuskan mengikuti pencalonan ketua umum KONI dan terpilih.

"Akhirnya melihat dari yang saya miliki, passion saya kepada olahraga, sepertinya saya berdosa kalau menikmati ini untuk kepentingan saya sendiri," ujar Marciano kepada Tribun Network, Kamis (11/7/2019).

Baca: Marciano Norman Kantongi 35 Dukungan dari Pengurus Cabang Olahraga Maju Calon Ketum KONI Pusat

Bagaimana cerita Marciano Norman soal alasannya maju sebagai ketua umum KONI Pusat dan pekerjaan rumah apa saja yang harus dia lakukan selama menjabat? Berikut ini penuturannya kepada Tribun Network saat dijumpai di kantor KONI Pusat, Jakarta.

Apa yang melandasi Bapak ingin menjadi Ketua Umum KONI?
Pertama karena saya selama ini sudah berkecimpung di dunia olahraga dan saya sangat senang untuk melakukan kegiatan-kegiatan olahraga yang berkaitan dengan pembinaan olahraga.

Sebelum saya menjadi ketua KONI saya juga menjadi ketua umum Taekwondo Indonesia selama delapan tahun dan sebelum itu saya juga pernah jadi ketua karate di tingkat provinsi. Kemudian saya juga pernah jadi pengurus olahraga berkuda, saya juga pernah di olahraga-olahraga lain.

BERITA REKOMENDASI

Hal-hal seperti itu membuat olahraga ini menjadi salah satu bidang yang saya sukai. Dalam arti saya senang saya berada di tengah-tengah komunitas olahraga. Saya senang atlet-atlet itu berlatih, bekerja keras untuk mecapai cita-citanya. Saya senang juga melihat keluarga-keluarga pada hari Minggu mereka melakukan olahraga.

Jadi menurut saya setelah saya mengakhiri masa tugas saya dari TNI, setelah saya pensiun dari pejabat publik jadi kepala BIN, hal yang membuat saya bahagia adalah jika saya mengabdi, memberikan tenaga dan pikiran saya untuk prestasi olahraga Indonesia.

Saya ingin mendharmabaktikan tenaga dan pikiran saya untuk berkutat di organisasi olahraga.
Melaui olahraga saya juga ingin mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia. Saya ingin dunia selalu melihat Indonesia bagus.

Saya nilai Indonesia itu bukan hanya penduduknya sekitar 240 juta, tapi dari sekian ratus juta masyarakat itu potensi olahraganya terkelola maksimal. Itulah yang membuat saya tertarik untuk menjadi ketua umum KONI karena KONI ini adalah induknya organisasi olahraga di Indonesia.

Apabila saya menjadi ketua umum KONI pasti akan berhubungan erat dengan piminan cabang olahraga, pasti berhubungan erat dengan pemangku kepentingan di bindang olahraga, stakeholder seperti Kemepora, KOI, pimpinan cabor dan masyarakat yang gemar berolahraga.

Dengan saya bergabung dengan mereka saya selaku ketua KONI pusat, Insyaallah kita bisa bersinergi, kita bisa berkerjasama, kita bisa meraih cita-cita yang sama yaitu meraih Indonesia di tempat yang sangt terhormat melalui olahraga.

Bagaimana cara Anda memberikan kepercayaan kepada para voters?
Ketika saya bertatap muka dengan pimpinan cabang olahraga, saat itu saya menyampaikan saya ingin menjadi salah satu calon ketua umum. Saya sampaikan kepada mereka, saya ini harus bersyukur Allah SWT sudah memberikan saya segalanya.

Pertama, karier militer saya menurut saya sudah sampai puncak, posisi saya tinggi. Kedua, karier saya sebagai pejabat publik juga sampai puncak, saya menjadi kepala Badan Intelejen Negara (BIN). Kemudian ketika saya pensiun, ya memang saya tetap akrab dengan kegiatan olahraga.

Saya punya tempat bernama Adrian Pratama Mulia Equestrian Center. Setiap tahun saya minimal menyelenggarkan tiga pertandingan berkuda internasional, di Tigaraksa, Tangerang, itu tempat saya. Kemudian tempat saya itu juga, Alhamdulillah, mendapat kepercayaan official venue Asian Games untuk cabang olahraga modern pentatlon.

15 negara bertanding di tempat saya, mereka memulai pertandingan dengan berenang 200 meter, kemudian anggar, berkuda, lari dan menembak. Jadi saat saya pensiun, saya di situ saja, di samping saya membina taekwondo.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Tempat saya itu juga sekali-kali mengadakan event taekwondo, karate. Jadi tempat saya itu seperti sports center.
Akhirnya melihat dari yang saya miliki, passion saya kepada olahraga, sepertinya saya berdosa kalau menikmati ini untuk kepentingan saya sendiri. Saya merasa saya masih punya tenaga, pikiran, untuk saya sumbangkan kepada bangsa dan negara ini melalui pembinaan olahraga.

Baca: Marciano Norman Calon Tunggal Ketua Umum KONI Pusat tak Menyalahi Aturan kata Ketum PTMSI

Saat itu kebetulan KONI mengumumkan membuka pencalonan Ketum KONI dan itu saya ambil dan saya yakinkan kepada teman-teman cabang olahraga, KONI daerah, bahwa saat saya menjadi ketua umum KONI saya ingin KONI itu menjadi induk ogranisasi yang modern, profesional, mandiri, berwibawa.

Mengapa berwibawa? Karena KONI ini sejarahnya cukup panjang, berjasa atau telah melakukan akivitasnya mengantar putra-putri bangsa terbaik kita untuk menjadi juara dunia. KONI berperan sangat besar pada saat itu.

Saya bilang kalau saudara-saudara percaya dan memberi kesempatan kepada saya, saya ingin mengembalikan KONI menjadi induk organisasi yang berwibawa, profesional, modern dan mandiri. Tentunya ini bisa dilakukan melalui proses rencana yang panjang dan melalui satu tekad kuat.

Baca: Marciano Norman: Mari Kita Sama-sama Membangun Olahraga Indonesia Menuju Prestasi Dunia

Saya optimistis saya bisa melakukan itu setelah dalam prosesnya saya terpilih menjadi ketua umum KONI. Akhirnya saya masuk ke KONI, saya lihat ada permasalahan di KONI ini sangat banyak. Terutama yang berkaitan dengan masalah finansial.

Sudah bukan rahasia lagi pada tahun 2018 dua orang pejabat KONI tertangkap KPK terkait masalah keuangan. Kemudian juga sudah ada pemberitaan di tahun sebelumnya, KONI ini juga punya masalah keuangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Jadi saya masuk ke KONI dalam keadaan seperti itu.

Saya harus melihat dan mendengar bahwa karyawan di sini ternyata sudah tujuh bulan tidak digaji, itu ada 105 orang yang belum digaji. Itu terdiri dari karyawan tetap, pengurus dan sebagainya. Apa pun mekanisme sistem keuangan yang ada, apa pun kesalahan yang terjadi, saya harapkan karyawan ini tidak disandera oleh permasalahan ini.

Jadi setelah saya masuk saya buat prioritas, ketika saya pimpin KONI saya ingin buat KONI ini profesional, modern, berwibawa dan mandiri. Tapi ketika saya masuk ke KONI, yang saya taruh di urutan pertama itu adalah konsolidasi internal.

Baca: Marciano Norman Merasa Mempunyai Pengalaman dan Kemampuan Jadi Ketum KONI Pusat

Saya harus bisa memanfaatkan waktu secepat mungkin untuk mempelajari permasalahan-permasalahan di sini, permasalahan karyawan, tunggakan kepada karyawan jadi priorotas utama saya, untuk itu harus diselesaikan, karena tidak mungkin kita melangkah ke yang lain kalau masalah ini masih ada. Tidak mungkin kita ajak mereka berlari karena berjalan saja sudah tersek-seok.

Makanya ini harus jadi prioritas karena tanpa mereka KONI ini tidak jalan. KONI itu tidak bisa berjalan sendiri, kita kan juga butuh mereka. Mereka juga telah mengabadikan dirinya melalui induk olahraga ini puluhan tahun. Oleh karena itu konsoldasi internal jadi priortas saya.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kedua, saya merasa komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan di bidang olahraga itu juga menjadi masalah yang sampai hal-hal ini terjadi. Jadi komunikasi juga harus saya buat dengan semua pemangku kepentingan. 

Baca: Marciano Norman Ungkap Harapan Menpora Jika Dirinya Terpilih Jadi Ketum KONI Pusat

Kita harus buka diri dan terima kritik. Jadi intinya kalau saya datang, saya bilang saya Ketum KONI yang baru, saya punya keinginan menjalin hubungan yang baik dengan institusi Bapak.

Salah satu program Anda ada yang bernama Sport Intelegent. itu maksudnya seperti apa?
Jadi begini, media itu berperan penting dalam maju mundurnya olahraga Indonesia. Oleh karena, itu di samping media melakukan peliputan dalam pembukaan pertandingan olahraga, kejuaraan olahraga lain, tapi saya ingin bersinergi dengan media. Soal bagaimana kita mengoptimalkan peran media, salah satunya sport intelegent.

Kenapa sport intelegent bekerjasama dengan media? Karena media itu punya network, punya national, regional dan global network. Betapa sayangnya kita tidak bisa memanfaatkan itu.

Baca: Marciano Norman: Saya Ingin Bawa KONI Lebih Baik Lagi di Masa yang Akan Datang

Kalau saya hanya menggunakan perangkat yang ada di KONI ini untuk melihat kekuatan lawan kita, tentang bagaimana pembinaan negara-negara maju yang sukses dalam membina olahraga, kalau saya hanya gunakan pejabat-pejabat atau orang-orang KONI ini, ya tidak opmtimal.

Baca: DPP KNPI Apresiasi Terpilihnya Marciano Norman

Tapi dengan media, saya buka pintu saya untuk semua media, karena itu bisa membuat saya kaya akan informasi. Nanti ada tim saya langsung mengolah di sini, kemudian kita distribusikan kepada cabang olahraga. Inilah informasi yang kita punya tentang perkembangan cabang olahraga.

Misalnya panahan di luar negeri. Ini lho informasi yang kita punya, bagaimana pola pelatihan supaya satu negara punya lifter-lifter kelas dunia, ini informasi bagaimana menciptakan petinju-petinju dunia.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Makanya itu saya berharap media bisa menangkap keinginan saya ini untuk bekerjasama karena jangan berharap kita ini maju hanya berharap dari saya dan perangkat KONI, tidak. Media-media juga harus ikut bekerjsama untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia.

Kita harus belajar dari negara-negara luar seperti Korea Selatan. Korea Selatan itu hampir semua rakyatnya pasti pernah belajar taekwondo, karena taekwondo itu selain olahraga juga bagian budaya masyarakat Korea.

Oleh karena, itu di takweondo itu dilatih disiplin, sportif dan akhirnya mereka menjadi orang-orang yang mempunyai daya saing kuat dengan apapun. Jadi, biarpun mereka negaranya kecil, kemerdekaannya hanya dua hari dengan Indonesia, mereka tidak punya sumber daya alam yang banyak, mereka selalu konflk dengan Korea Utara.

Mereka terlihat konsisten mengibarkan bendera di tempat yang sangat terhormat. Contoh, orang-orang sekarang ingat Samsung itu produk Korea.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman berpose usai melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman berpose usai melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Hal-hal seperti itu harus kita tiru. Olahraga juga bisa berperan untuk bangsa. Jangan lupa, bicara olahraga kita juga harus bicara merah putih. Olahraga kita tidak terkotak-kotak. Perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita akan berakhir dalam satu tim.

Tidak ada lagi yang menanyakan kamu agama apa, dari suku mana, karena olahraga akan berujung pada satu prestasi yang sama, untuk bangsa dan negara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas