Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Wawancara Khusus dengan Marciano Norman, Enggan Lihat Atlet Jual Medali

Marciano Norman enggan melihat kehidupan para atlet, terutama mantan atlet, tidak sejahtera.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Deodatus Pradipto
zoom-in Wawancara Khusus dengan Marciano Norman, Enggan Lihat Atlet Jual Medali
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman berpose usai melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai ketua umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman punya sebuah keinginan. Marciano Norman enggan melihat kehidupan para atlet, terutama mantan atlet, tidak sejahtera.

Tidak ada lagi kisah seperti Marzuki, mantan pesepakbola nasional yang harus menjual medali emas untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Marciano Norman ingin para atlet memiliki kehidupan yang sejahtera, terutama setelah mereka berhenti jadi atlet.

Pelatihan kepada atlet adalah solusinya. Marciano ingin para atlet mendapatkan pelatihan untuk menyiapkan kehidupan setelah pensiun. Pendidikan tetap jadi hal yang utama. Marciano menegaskan atlet tidak boleh meninggalkan bangku sekolah.

“Kita tetap sebagai pembina olahraga harus berpikir tentang masa depannya. Mereka tidak boleh meninggalkan pendidikan sehingga dengan berbagai cara bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atlet ini tidak boleh meninggalkan sekolahnya,” kata Marciano kepada Tribun Network, Kamis (11/7/2019).

Bagaimana pendapat mantan kepala Badan Intelijen Negara itu soal kesejahteraan atlet dan rencana-rencana besarnya selama memimpin KONI? Berikut ini penuturan Marciano kepada wartawan Tribun Network Abdul Majid di kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Ada wacana yang mengatakan bahwa KONI akan dihapuskan atau dilebur dengan KOI. Bagaimana pandangan Anda terhadap hal itu? Kemudian bagaimana ke depan sinergi KONI dengan Kemenpora?

Saya, selaku Ketua Umum KONI yang baru, pertama bilang kita ini dengan Kemenpora pelaksana. Kemenpora itu adalah kementerian yang punya kebijakannya di dalam olahraga, sedangkan KONI ini pelaksana. Kita itu pelaksana di bidang olahraga selaku pembina, kita bertangung jawab atas pembinaan olahraga di Indonesia, kita bertanggung jawab dalam pegawasan olahraga itu, kita juga bertanggung jawab dalam pendampingan olahraga itu, supaya maju.

BERITA REKOMENDASI

Selaku ketua umum saya ingin menempatkan KONI pada posisi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sekarang stakeholder olahraga ada KONI, Kemenpora dan KOI. Saya harus kerjasama baik dengan KOI dan Kemenpora, supaya semua akan mengalir dari kebijakan ke fungsi pembinaannya, lalu KOI yang akan membawa atlet-atlet kita bertanding ke luar negeri seperti Olimpiade, Asian Games, SEA Games. Tapi saya hanya ingin KONI ini berfungsi maksimal dalam menyiapkan atlet-atlet Indonesia agar nanti berlaga di luar negeri mereka bisa membuat Indonesia bangga.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Bagaimana pendapat Anda tentang kesejahteraan atlet saat ini. Apa yang Anda akan programkan untuk menjaga kesejahteraan atlet tetap ada?

Begini, saya sangat bangga melihat bagaimana penghormatan dari pemerintah kepada atlet-atlet yang berprestasi. Di Asian Games kemarin, semua atlet yang mendapat medali, mereka dapat penghargaan yang luar biasa. Atlet itu bisa sangat berubah kehidupannya. Kemudian mereka dapat juga dari daerahnya, tapi saya selaku pembina olahraga saya berpikir, saat atlet masuk ke pelatnas mereka kan sudah mengorbankan segala-galanya. Kita tetap sebagai pembina olahraga harus berpikir tentang masa depannya. Mereka tidak boleh meninggalkan pendidikan sehingga dengan berbagai cara bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atlet ini tidak boleh meninggalkan sekolahnya.

Kedua, atlet selama di pelatnas harus kita siapkan saat masa pakainya sudah habis nanti, mereka mau jadi apa. Itu harus kita perhatikan juga. Kalau mereka ingin jadi pelatih, ya kita kader dia untuk bisa jadi pelatih. Kemudian ingin jadi orang yang membuka sekolah olahraga, ya kita berikan ilmu itu. Jangan mereka sejahtera ketika di pelatnas saja, kita tidak ingin lihat itu. Kita tidak ingin lagi lihat ada atlet yang jual medalinya.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Setelah Anda resmi mejadi ketua KONI Pusat, apa yang dinginkan pimpinan cabor dan anggota KONI daerah?

Tentunya cabang olahraga itu mengharapkan perhatian yang besar dari KONI. Wujudnya itu bagaimana kita memberikan pendampingan kepada cabor itu agar mereka melakukan pola latihan yang benar, pola latihan yang modern. Untuk itu kita isi orang-orang KONI itu dengan ilmu-ilmu yang kita harapkan atau melalui KONI kita membuat program-program peningkatan kualitas pelatihan atlet dengan mendatangkan orang-orang yang berkompeten. Karena cabang olahraga itu, para ketua umum dan pengurusnya bekerja keras untuk bisa atlet-atletnya jadi juara. Tapi yang saya mau, dari apa yang mereka lakukan apa kontribusi KONI yang bisa diberikan. Saya datang ke cabor selalu tanya itu, apa yang kamu harapkan dari KONI, dan itu akan jadi prioritas saya.

Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KONI Pusat periode 2019-2023 Marciano Norman menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (11/7/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sebelumnya Anda sempat bilang bahwa cabor-cabor di Indonesia dan KONI ke depan bisa mandiri. Apa maksud dari mandiri tersebut?

Ya, saya ingin cabang olahrag itu ke depan jadi industri, jadi pimpinan-pimpinan cabang olahraga di Indonesia harus belajar dari bulutangkis, sepakbola, bakset di mana itu sudah jadi industri. Mereka bisa mandiri. Saya yakin cabang olahraga apapun kalau kita bisa mempromosikan dengan baik, itu juga akan hidup.

Oleh karenanya, kita mengajak cabor-cabor. Cabor di Indonesia kan memang ada beberapa klasfikasi; ada yang mampu, setengah mampu dan tidak mampu. Nah, yang tidak mampu ini kita akan berikan pengetahun-pengetahun dan kita carikan solusinya. Kira-kira dia bisa bermitra dengan siapa supaya minimal ke depan saya mengajak BUMN, BUMD kemudian perusahaan swasta yang kuat, serta individu yang berkelabihan untuk memberikan atensi kepada olahraga.

Tapi intinya kalau toh mereka punya bapak angkat, saya harapakan ke depan ketergantungan cabor kepada bapak angkat bisa berkurang. Jangan sampai kapanpun jadi benalu. Saya tidak mau organisasi olahraga selalu terkesan organisasi yang minta-minta. Suatu hari kita harus olahraga jadi organisasi mandiri yang bisa menghidupi aktivitas-aktivitas sendiri sehingga bisa mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas