Teknologi Smart Replay Hawkeye Belum Bisa Dipasang di Istora kata Achmad Budiharto
Turnamen bulutangkis Indonesia Open 2019 hari pertama dan kedua tak dilengkapi teknologi smart replay, Hawkeye.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Turnamen bulutangkis Indonesia Open 2019 hari pertama dan kedua tak dilengkapi teknologi smart replay, Hawkeye.
Teknologi smart replay hawkeye adalah alat yang digunakan di banyak turnamen besar BWF untuk membantu mengatasi sejumlah pelanggaran.
Kamera pelacak hawkeye memberikan data mendalam tentang hal-hal seperti kontroversi bola masuk atau out.
Ketua panitia penyelenggara Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto pun menjelaskan bahwa ketiadaan Hawkeye di hari perdana dan kedua terjadi lantaran masalah teknis pengiriman.
Seharusnya Hawkeye dikirim ke Jakarta dengan kode bandara Soekarno Hatta, CGK tapi kesalahan pengiriman yang menulis kode CKG justru terkirim ke Chongqing, China.
“Sebetulnya hawkeye sudah dikirim tiga hari sebelum tanggal, tetapi ada kode yang sama terkirim ke negara lain sampai ke china. Dan di sana barang tersebut ditahan tiga hari dan dikirim balik ke sini itu menjadi keterlambatan,” kata Budiharto saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Budiharto menjelaskan bahwa alat tersebut kini sudah berada di Istora Senayan. Namun, Hawkeye belum bisa dipasang di hari kedua ini lantaran masih ada kendala.
Hawkeye dipastiakn mulai dipasang malam ini, dan bisa digunakan pada hari ketiga Indonesia Open 2019.
“Kemarin siang sudah sampai bandara, harusnya malam bisa dipasang tapi ada hambatan kecil yakni dokumen pendukung banyak yang tidak match dengan produknya. Katakanlah kamera seri ini tapi tidak match, padahal terkait dengan jam kantor cukai sehingga tak selesai besok,”
“Tapi Alhamdulillah sudah beres dan barang sudah ada di istora nanti malam dipasang besok bisa digunakan. Masang harus free dan harus malam karena banyak kabel. Hari ini tidak mungkin dipasang,” jelasnya.