Pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Kurang Perhatikan Masalah non-Teknis kata Chafidz Yusuf
Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI, Chafidz Yusuf, memberikan penilaiannya atas penampilan tim ganda putri pelatnas di ajang Vietnam Open 2019
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, HO CHI MINH - Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI, Chafidz Yusuf, memberikan penilaiannya atas penampilan tim ganda putri pelatnas di ajang Vietnam Open 2019 BWF World Tour Super 100. Ia menilai beberapa ganda putri masih memiliki kendala non-teknis.
Pada turnamen yang berlangsung pekan lalu di Ho Chi Minh, Indonesia meraih satu gelar lewat ganda putri Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris.
Rizki/Della naik podium juara setelah mengalahkan Huang Jia/Zhang Shu Xian (Tiongkok), dengan skor 21-18, 21-17. Ketenangan dan keyakinan di lapangan dinilai menjadi kunci kemenangan pasangan unggulan pertama tersebut.
Sementara itu, tiga wakil ganda putri masih belum tampil maksimal. Ni Ketut Mahadewi Istarani/Tania Oktaviani Kusumah terhenti di perempat final dari ganda putri Jepang, Erina Honda/Nozomi Shimizu, dengan skor 17-21, 19-21.
"Penampilan Ketut/Tania kali ini boleh dibilang masih kurang konsisten, kadang bagus kadang hilang fokus, khususnya Tania yang sering kurang bisa membaca akan adanya perubahan pola lawan. Kedua pemain ini masih harus lebih diperhatikan lagi terutama pukulan yang harus safe," kata Chafidz soal penampilan Ketut/Tania.
Pasangan muda Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto yang harus berjuang dari babak kualifikasi, akhirnya terhenti di babak pertama setelah dikalahkan Liu Xuan Xuan/Xia Yu Ting (Tiongkok), dengan skor 21-14, 20-22, 20-22. Sama seperti pasangan Ketut/Tania, faktor non-teknis pun masih menjadi kendala dalam penampilan Fadia/Ribka.
"Fadia/Ribka pun kalau penampilannya secara teknis cukup bagus, cuma memang masih butuh waktu untuk lebih bisa kuasai faktor non-teknisnya, seperti misalnya masih kurang tenang di lapangan," ungkap Chafidz kepada Badmintonindonesia.org.
"Saya kira mereka semua ini yang harus lebih diperhatikan adalah masalah non-teknis. Sebetulnya ganda putri ini masalah besarnya kan ada di diri mereka sendiri. Pada saat di lapangan kami sebagai pelatih pun selalu mengingatkan dan memberikan arahan bagaimana cara mengatasi masalah non-teknis tersebut," lanjutnya.
Selain itu, pasangan Yulfira Barkah/Agatha Imanuela juga tak berhasil melangkah jauh. Mereka dikalahkan rekan sendiri, Ketut/Tania, di babak pertama, dengan skor 12-21, 15-21. Sedangkan pasangan asal klub Jaya Raya, Pia Zebadiah Bernadet/Anggia Shitta Awanda, terhenti di babak semifinal dari Huang/Zhang (Tiongkok), dengan skor 12-21, 21-23.