Momen Ajaib Jonatan Christie
Setelah berada di ambang kekalahan, kini, Jojo memiliki kesempatan kedua untuk meraih gelar dari turnamen berlevel tinggi.
Editor: Sanusi
Pelatih tunggal putra pelatnas bulu tangkis Hendry Saputra Ho menilai, hasil pada tahun ini didapat karena kualitas pukulan Jojo lebih baik. Akan tetapi, Hendry tak memungkiri, kemampuan Jojo perlu diuji lagi pada lebih banyak turnamen dengan lawan pemain-pemain top dunia.
“Teknik pukulannya sudah lebih baik, tetapi tetap perlu diuji lagi karena masih suka salah saat pola main berubah. Dia masih suka membuat kesalahan. Faktor lainnya sudah lebih baik,” tutur Hendry di Jakarta.
Pendapat Hendry itu, di antaranya terlihat pada kekalahan telak di gim pertama saat melawan Axelsen. Jojo tak bisa mengantisipasi pola permainan cepat yang dikembangkan lawan.
Pada turnamen berlevel lebih tinggi dari Perancis Terbuka, seperti turnamen BWF Super 1000 dan Kejuaraan Dunia, penampilan tunggal Indonesia berusia 22 tahun itu belum konsisten. Hasil yang diperolehnya beragam, tersingkir pada babak pertama hingga perempat final.
Anthony Kalah, “Minions” Menang
Momen ajaib juga dialami Chen Long ketika mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting, 19-21, 18-21. Kemenangan itu didapat setelah Chen tertinggal 12-18 pada gim kedua. Peluang final tunggal putra sesama pemain Indonesia pun tak terwujud.
Saya bisa maksimal dari babak pertama hingga perempat final, tetapi untuk hari ini memang tidak sebaik kemarin.
“Secara umum, saya cukup puas dengan penampilan di Perancis karena hasilnya lebih baik dari Denmark Terbuka. Saya bisa maksimal dari babak pertama hingga perempat final, tetapi untuk hari ini memang tidak sebaik kemarin,” kata Anthony yang tersingkir pada babak pertama di Denmark.
Salah satu keunggulan Chen pada laga itu adalah ketenangannya meski dalam posisi tertinggal dalam momen kritis. Chen tertinggal 12-18 pada gim kedua. Namun, tanpa melakukan satu kesalahan pun, dia merebut sembilan poin beruntun dan memenangi pertandingan.
Pada ganda putra, kepastian lolos ke final setelah mengalahkan Liao Min Chun/Su Ching Heng (Taiwan), 21-18, 23-21, membuat Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berambisi melewati perolehan pada 2018. Ketika itu, “Minions” tampil di final tetapi ditaklukkan pasangan China, Han Cheng Kai/Zhou Hao Dong, yang tahun ini mereka kalahkan pada perempat final.
“Kami selalu mencoba yang terbaik dalam setiap pertandingan. Besok, masih ada satu lawan lagi yang harus dihadapi. Kami ingin meningkatkan hasil dari tahun lalu, kami harap kami bisa menang,” ujar Kevin.
Lawan Kevin/Marcus di final adalah pemenang semifinal lainnya yang berlangsung Minggu dinihari waktu Indonesia, yaitu Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) melawan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India).
Ini menjadi final kedelapan Kevin/Marcus pada 2019. Enam gelar, yaitu dari Malaysia Masters, Indonesia Masters, Indonesia Terbuka, Jepang Terbuka, China Terbuka, dan Denmark Terbuka, didapat dari tujuh final sebelumnya. Hanya pada Kejuaraan Asia, mereka kalah di final.
Pada ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti juga melaju ke final setelah menang 21-19, 21-12 atas pasangan Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Praveen/Melati akan melawan pasangan China peringkat satu dinia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong di final, Minggu ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.