Momen Ajaib Jonatan Christie
Setelah berada di ambang kekalahan, kini, Jojo memiliki kesempatan kedua untuk meraih gelar dari turnamen berlevel tinggi.
Editor: Sanusi
Artikel Ini Sudah Tayang di Kompas.id, dengan judul: Momen Ajaib Jonatan Christie
Oleh YULIA SAPTHIANI
TRIBUNNEWS.COM, PARIS – Sebelum ada yang menang, pertandingan belum berakhir. Pola pikir itu membawa keajaiban pada tunggal putra Indonesia, Jonatan “Jojo” Christie, dalam turnamen bulu tangkis Perancis Terbuka. Setelah berada di ambang kekalahan, kini, Jojo memiliki kesempatan kedua untuk meraih gelar dari turnamen berlevel tinggi.
Jojo akan berebut gelar juara Perancis Terbuka dengan juara bertahan, Chen Long (China), pada final di Stade Pierre de Coubertin, Paris, Minggu (27/10/2019). Final keempat Jojo pada tahun ini didapat setelah mengalahkan Viktor Axelsen (Denmark), 7-21, 22-20, 21-19, dalam laga selama 1 jam 21 menit.
Kesabaran dan semangat pantang menyerah diperlihatkan Jojo pada gim ketiga. Tertinggal, 10-19, Jojo mendekat pada kekalahan keempat dari lima pertemuan dengan juara dunia 2017 itu.
Pada momen kritis ini, peraih medali emas Asian Games Jakarta Palembang 2018 tersebut memperlihatkan perkembangan dalam kedewasaan berpikir. Dia tampil tenang dan fokus pada setiap poin.
Perkembangan lain, dalam teknik memukul, diperlihatkan dengan tak ada kesalahan yang dibuat untuk merebut 11 poin beruntun. Jojo memaksa Axelsen bermain reli, sebanyak 20-an hingga 46 adu pukulan, hampir dalam setiap perebutan poin.
Jojo tak bisa serta merta menyerang melalui smes karena pergerakan kok yang lambat dan tangguhnya Axelsen dalam bertahan. Dia pun, dengan sabar, menanti kesempatan meraih poin.
Salah satunya dengan sering memancing melalui pukulan net untuk menjauhkan Axelsen dari jangkauan saat Jojo melakukan smes dari dekat net atau tengah lapangan. Ini menyulitkan Axelsen yang terganggu kram kaki.
“Yang saya lakukan tadi hanya berdoa dan tidak putus asa. Pada posisi 10-19 saya tahu Viktor kram, jadi saya mencoba main lebih sabar, main reli dan tidak langsung menyerang lawan,” kata Jojo dalam laman PP PBSI.
Final Perancis Terbuka ini menjadi final kedua Jojo dalam turnamen BWF Super 750 setelah Jepang Terbuka, Juli. Ketika itu, ambisi juaranya dihentikan pemain nomor satu dunia, Kento Momota.
Laga Minggu ini pun menjadi peluang mengalahkan Chen Long untuk pertama kalinya. Dari peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu, Jojo selalu kalah dalam tujuh pertemuan.
Namun, apapun hasil akhir yang diraih di Perancis Terbuka, Jojo telah menunjukkan kemajuan dibandingkan 2018. Dari 11 turnamen yang juga diikuti pada 2018, termasuk Perancis Terbuka, Jojo meraih hasil lebih baik pada tahun ini. Dia meraih gelar juara Selandia Baru dan Australia Terbuka, Juni, namun keduanya berlevel lebih rendah, yaitu Super 300.
“Teknik pukulannya sudah lebih baik, tetapi tetap perlu diuji lagi karena masih suka salah saat pola main berubah. Dia masih suka membuat kesalahan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.