Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Rapor Pebulutangkis Indonesia Pasca All England, Ganda Campuran Andalan Baru, Ujian Sektor Tunggal

Berakhirnya turnamen All England 2020 menyisakan beberapa catatan khususnya bagi para pebulutangkis Indonesia.

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
zoom-in Rapor Pebulutangkis Indonesia Pasca All England, Ganda Campuran Andalan Baru, Ujian Sektor Tunggal
AFP/OLI SCARFF
Pasangan pebulutangkis Indonesia Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti merayakan kemenangannya setelah menundukan pasangan Thailand Dechapol Puavaranukroh dan Sapsiree Taerattanachai, dalam laga All England Open Badminton Championships Final Ganda Campuran di Birmingham, Inggris, Senin (15/3/2020). AFP/OLI SCARFF 

Tercatat tiga pasangan ganda putra Indonesia kini berhasil menduduki peringkat enam besar dunia.

Dua pasangan ganda putra Indonesia bahkan berada pada posisi ranking pertama dan kedua dunia.

Seusai perhelatan All England 2020, harapan Indonesia untuk bisa bertumpu di sektor lain guna mendulang gelar seakan terjawab.

Baca: Pulang dari All England 2020, Ahsan/Hendra Jalani Isolasi Mandiri di Asrama Pelatnas

Baca: Pujian Herry IP terhadap Yuta Watanabe, Singgung Kualitas Permainan hingga Pertahanan Terkuat

Performa menawan pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva di sektor ganda campuran menjadi harapan tersendiri bagi Indonesia untuk meraih gelar.

Apalagi, keduanya juga mampu tampil luar biasa utamanya setiap bermain di Benua Biru.

Praveen/Melati berhasil menyabet tiga gelar bergengsi sekaligus dalam tiga partisipasinya mengikuti rangkaian BWF World Tour khususnya di Eropa.

Perancis Open, Denmark Open, dan All England menjadi tiga turnamen bergengsi yang telah berhasil disegel pasangan Praveen/Melati.

BERITA TERKAIT

Berbagai pengalaman dan kualitas yang dimiliki keduanya bukan tidak mungkin jika pasangan Praveen/Melati bisa menjadi andalan Indonesia dalam berbagai turnamen mendatang.

Hanya satu ujian yang harus dihadapi pasangan Praveen/Melati yakni perihal konsistensi.

Hal tersebut menjadi PR tersendiri bagi keduanya beserta jajaran pelatih.

Salah satu dasarnya adalah pasangan Praaveen/Melati justru sering tampil kurang maksimal seusai berhasil menjadi juara.

Hal itu tersirat dari reaksi keduanya setelah merengkuh gelar juara Denmark Open dan Perancis Open 2019.

Seusai menjadi jawara dua turnamen bergengsi tersebut, keduanya justru gagal menampilkan performa terbaiknya.

Dalam lima turnamen beruntun mulai dari China Open, Hong Kong Open, BWF World Tour Final, Malaysia Masters, hingga Indonesia Masters.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas