Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

BWF Tetap Gelar All England Ditengah Wabah Covid-19, Pebulutangkis India Merasa Geram

Salah seorang pebulutangkis asal India mengaku cukup geram dengan keputusan BWF tetap menggelar turnamen All England 2020 ditengah wabah Covid-19.

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Gigih
zoom-in BWF Tetap Gelar All England Ditengah Wabah Covid-19, Pebulutangkis India Merasa Geram
instagram/pranooy_hs
Prannoy Haseena Sunil Kumar, dan Kento Momota 

"Ada waktu dimana saya merasa bahwa perlu mempertimbangkan kembali keputusan mundur tersebut hingga pada akhirnya saya yakin dengan keputusan diambil," tambahnya.

Sang pebulutangkis tunggal putra tersebut menilai ada kerawanan jika ia tetap melanjutkan perjalanan mengingat jarak tempuh yang cukup jauh.

Hal itu membuat dirinya berpotensi melakukan kontak dengan banyak orang.

"Hanya para pemain yang melakukan perjalanan lewat kelas bisnis, pendukung kami kebanyakan mengambil kelas ekonomi sehingga hal itu memungkinkan tidak bisa menghindari kontak dengan banyak orang," jelas Pranooy HS.

Kegeraman Prannoy ternyata tak sampai disitu saja.

Baca: Demi Kumpulkan Poin Olimpiade, BWF Didesak Perpanjang Periode Kualifikasi

Baca: Peringkat Teranyar BWF Sektor Tunggal Putra, Kento Momota Belum Terkejar, Ginting & Jojo Turun

Ia juga merasa marah atas pernyataan Poul-Erik Hoyer selaku Presiden BWF yang mengatakan penyelenggaraan All England 2020 dapat dikatakan sukses.

Sang Presiden BWF tersebut berdalih selama turnamen tidak ada kejadian yang menyangkut tertularnya virus corona.

Berita Rekomendasi

Pernyataan Hoyer tersebut kini seakan menjadi bumerang seusai salah satu remaja Taiwan yang berpartisipasi di ajang All England dikabarkan positif corona.

Hal itu bahkan membuat rombongan pebulutangkis asal Taiwan harus menjalani karantina sebagai tindakan pencegahan atas hal yang tidak diinginkan.

"Presiden BWF seharusnya bertindak secara bertanggung jawab dan bijaksana. Toh, tidak ada yang akan terjadi jika turnamen ini tidak diselenggarakan," tegas Prannoy HS menyoroti sikap BWF.

Sebelumnya, Hoyer juga mendapatkan kecaman dari salah seorang pebulutangkis asal Denmark, Hans-Kristian Vittinghus.

"Bagaimana dia bisa tahu bahwa tidak ada yang terinfeksi ketika situasi sekarang perlu waktu hingga 12 benar untuk mengetahui seseorang benar-benar jatuh sakit," ujar Vittinghus lewat akun facebook pribadinya.

"Dan bagaimana dengan semua staff mulai dari pelatih? Bagaimana dengan semua staff acara lalu semua penonton," lanjutnya.

"Tidak ada cara untuk mengetahui secara pasti seberapa besar acara tersebut bisa menyebarkan virus, tetapi jelas itu sama sekali tidak bisa dihiraukan begitu saja," pungkas sang pemenang Piala Thomas 2016 tersebut.

All England sendiri telah selesai dihelat, dimana Jepang berhasil mendominasi dengan meraih dua gelar juara.

(Tribunnews/Dwi Setiawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas