Demi Malaysia Terbuka 2020, Pihak Penyelenggara Minta Bantuan Dana ke Pihak BWF
Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) telah mengajukan permintaan berupa bantuan dana ke pihak BWF untuk membantu penyelenggaran Malaysia Terbuka 2020.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) secara terbuka telah mengajukan permintaan berupa bantuan dana ke pihak BWF.
Hal itu dilakukan setelah pihak BAM melakukan perhitungan terhadap biaya penyelenggaraan Malaysia Terbuka 2020.
Perhelatan turnamen Malaysia Terbuka 2020 rencananya akan dihelat mulai 24 sampai 29 November di Axiata Arena, Bukit Jalil.
Hanya saja, pihak penyelenggara dikabarkan butuh dana lebih untuk kebutuhan operasional turnamen.
Baca: Potensi Lee Zii Jia jadi Ancaman Tersendiri bagi Sektor Tunggal Putra Dunia
Baca: Deretan Pebulu Tangkis Muda Dunia yang Diprediksi Bersinar pada Masa Mendatang
Dilansir New Straits Times, panitia disebut-sebut harus mengeluarkan dana lebih dari 4 juta ringgit untuk menyelenggarakan Malaysia Terbuka 2020.
Jebolnya biaya penyelenggaraan Malaysia Terbuka dikarenakan pihak panitia kini diwajibkan menyediakan tenaga tambahan.
Tenaga tambahan yang dimaksud seperti tim medis yang bertugas secara khusus untuk membantu pelaksaan SOP kesehatan akibat pandemi Covid-19.
Alhasil untuk mengantisipasi kekurangan biaya operasional, pihak BAM mengharapkan bantuan dana dari pihak BWF.
"BWF sebenarnya tidak menawarkan dana kepada pihak penyelenggara turnamen," ujar Kenny Goh selaku Sekjen BAM.
"Namun, pihak BWF sekarang harus mempertimbangkan untuk menawarkan bantuan kepada negara anggotanya," tambahnya.
"Hal ini dikarenakan pihak penyelenggara harus menerapkan langkah keselamatan di semua tingkatan akibat Covid-19, tentu itu akan meningkatkan biaya," jelas Kenny Goh.
Lebih lanjut, Kenny Goh menjelaskan bahwa pihaknya harus merekrut lebih banyak orang, salah satunya tenaga kebersihan.
"Tentu kami harus merekrut lebih banyak orang dan juga menghabiskan waktu untuk membasmi kuman dan membersihkan tempat sekaligus peralatan setiap harinya," tukas Kenny Goh.
Apalagi pihak BWF belum mengeluarkan kebijakan terkait opsi pembatasan jumlah penonton di lokasi pertandingan.
Baca: Flandy Limpele Tangani Ganda Putra Malaysia, Indra Wijaya Akui Sempat Terkejut
Baca: Indra Wijaya Bongkar Alasannya Putuskan Keluar dari Tim Badminton Korea Selatan
Baca: Lee Chong Wei Sebut Perjuangan Lin Dan Demi Gapai Olimpiade Kelima Amat Sulit
Mengingat hal tersebut akan menjadi pertimbangan pihak penyelenggara dalam urusan penyediaan tiket.
"Kami juga merasa belum yakin apakah kami harus membatasi penjualan tiket untuk mematuhi SOP," tanya Sekjen BAM tersebut.
"Kami belum menerima respons balik dari BWF, jadi saya harap usulan kami akan dipertimbangkan," tutup Kenny Goh.
Permasalahan tersebut diharapkan akan menjadi salah satu topik bahasan dalam pertemuan umum tahunan (RUPS) BWF via Online pada 18 Juli mendatang.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)